Tuesday, December 05, 2017

Tujuh Jam di De Green Inn, Aeropolis Residence, Cengkareng

Pekerjaan pada Senin 4 Desember 2017 di Jakarta tidak memungkinkan aku langsung balik Lampung pada malam hari. Selesai acara sekitar jam 20.00, badan sudah setengah mabok. Dining memberi tawaran menginap di Wisma Kemiri, di daerah Gondangdia.

"Pesawatku jam 6.30 besok, non. Aku ndak bakal bisa tidur dan jam 4 sudah harus bersiap ke bandara. Uhui banget." Jawabku.

Aku coba browsing beberapa hotel di sekitar bandara Soekarno-Hatta. Salah satu pilihan adalah D'primahotel yang ada di terminal 1 Soetta. Jika aku dapat kamar di situ, aku bisa bangun persis menjelang berangkat karena aku akan terbang dari terminal 1 B. Jadi dari Cikini aku memutuskan naik bis Damri ke bandara ke terminal 1.

Apa daya, saat di depan hotel D'primahotel tanya ke petugas yang melayani di pintu hotel (hotel ini ada di lantai dua, dengan pintu kecil persis di samping terminal 1A kedatangan. biasanya ada petugas depan meja kecil di dekat pintu tersebut), si mbak bilang kalau harga awal 800-an ribu. Yang kulihat sebelumnya di Traveloka sekitar 300-an ribu (atau aku salah baca?) sudah tak ada lagi. Menurut si mbak juga kamarnya tinggal beberapa lagi yang masih kosong.

Hmmm... okey deh. Kembali ke Traveloka, aku akhirnya nemu hotel De Green Inn, 8 jam seharga 214.000 rupiah. Harga yang tepat, lokasi yang tepat, pelayanan yang tepat.

Letaknya tidak terlalu jauh dari bandara, tapi cukup mblusuk, di area Aeropolis Residence. Fasilitas antar jemput hotel tersedia walau jamnya terbatas. Ok. Ruang tidur kecil tapi cukup nyaman. Ok. Komplimen air minum, sabun dan sikat gigi. Ok. Sprei, sarung bantal dan handuk. Tidak terlalu ok. Baunya tidak kusukai. Bukan apek tapi mungkin pilihan pewanginya yang ndak tepat di hidungku. Kamar mandi, toilet, kecil tapi ok. Cukup bersih. Tapi kok air panas ndak jalan yo. HUhuhu. Mandi malam terpaksa dengan air dingin. Pelayanan ok. Aku dibangunin juga sesuai yang kupesan. Lain-lain yang ndak ok adalah kamar tembus suara. Orang keluar masuk dari kamar sebelah kedengeran banget. Lampu ruang dan kamar mandi dengan saklar yang sama. Jadinya kalau aku mau lampu kamar terang, suara kipas dari kamar mandi juga bunyi. Kalau lampu kumatiin baru mati, bisa pakai lampu yang redup, but aku kan sukanya tidur pakai lampu terang tapi tidak terlalu suka suara berisik kipas dari kamar mandi. Sebel kan. Ohya, hotel ini berada dalam area Aeropolis Residence yang memudahkan kalau mau jalan sebentar untuk cari makan atau keperluan lain karena ada rumah makan, cafe dan mini market di area ini.

Nah, so far ini hotel lumayanlah untuk transit sebentar. Aku hanya memakainya selama 7 jam, lumayan bisa istirahat setelah seharian bekerja sebelum lanjut penerbangan ke Lampung pagi harinya.

No comments:

Post a Comment