Saturday, December 23, 2017

Puisi Sabtu (7) : TANJUNGKARANG karya Edy Samudra Kertagama

TANJUNGKARANG

Tanjungkarang,
pesona tubuhmu
yang kujaga
ketika muda sekian lama
telah tertidur pulas
setelah semalaman
terjebak di hutan gigil,
saat ini, aku mengenalmu
hanya bau soda, dan
daun-daun luruh
yang selalu jatuh
di atas meja pesta pora,
serta kastil raksasa yang renta.
kini, rinduku telah menjadi kaku
membekas di rumput dan akar
lalu, menjelma ke arah tepian
yang belum pasti.
"sungaikah itu?"
Tanjungkarang,
Tanjungkarang
telah banyak kutemui
tempat-tempat yang hilang.
dalam dendang kampung halaman.

Lampung, 15/11/2016

------


Edy Samudra Kertagama lahir di Tanjungkarang, pada 12 Agustus 1961. Menyukai Sastra sejak duduk di Sekolah Dasar bersamaan dengan seni teater yang ditekuninya.  Menulis puisi sejak tahun 1979 menerbitkan kumpulan puisi tunggalnya berjudul  KERING (Rumah Sastra Mata Dunia pada tahun 1997), Nyanyian Sunyi (Lembaga Advokasi Perempuan Damar pada tahun 2002). Sajak-Sajak Pendek Embun Putih yang diterbitkan oleh Rumah Sastra Mata Dunia pada tahun 2004, dan Antologi ke empat Mantra Sang Nabi yang diterbitkan oleh Aura Publishing (2016). Selain menulis puisi, esai, pantun dan naskah panggung, Edy juga dikenal sebagai sutradara dan aktor teater, ia telah melakukan eksplorasi dan berbagai pementasan bersama Teater Kuman yang didirikan pada tahun 1979.  Tidak kurang dari 96 (sembilan puluh enam)  naskah teater telah ia sutradarai dan pentaskan. Puisi-puisi Edy yang lain, termuat diberbagai media lokal dan nasional, juga termuat dalam berbagai antologi bersama seperti Rumpun Kita, diterbitkan oleh Persatuan Penulis Nasional Malaysia (PENA) tahun 2009, Kutaraja Banda Aceh – Dwi Bahasa Indonesia – Inggris diterbitkan oleh Aliansi Sastrawan Aceh tahun 2008, Tanah Pilih diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jambi tahun 2008, Dari Sragen Memandang Indonesia  diterbitkan oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Sragen (DKDS) dan Forum Sastra Surakarta tahun 2012, Puisi Menolak Korupsi 4 diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta tahun 2015, Memo Untuk Wakil Rakyat diterbitkan oleh Forum sastra Surakarta tahun 2015, Memo Antikekerasan Terhadap Anak, diterbitkan oleh Forum Sastra Surakarta tahun 2016, Titik Temu diterbitkan oleh Komunitas Kampoeng Jerami tahun 2014, Hilang Silsilah diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung tahun 2013, Gerimis ( dalam lain versi ) diterbitkan oleh Logung Pustaka dan Dewan Kesenian Lampung tahun 2005, Festival Januari diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung,  Cetik diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung, Jung diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung  Pertemuan Dua Arus diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung, Pusaka Dari Utara diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung Utara tahun 2006, Wajah diterbitkan oleh Rumah Sastra Mata Dunia tahun 1997. Selain terus aktif menulis saat ini Edy mengajar penulisan puisi dan baca puisi bagi siswa Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi dan Umum, selain itu juga sebagai Direktur Artistik di Rumah Sastra Mata Dunia dan Pengurus Dewan Kesenian Lampung. e-mail   : edysamudrakertagama@yahoo.co.id

No comments:

Post a Comment