Wednesday, January 30, 2008

Ajaib

Banyak hal yang tidak mungkin, tapi telah dan bisa terjadi.
Satu keajaiban ketika suatu hari aku menemukan kembali kotak hartaku yang telah tercecer tanpa aku tahu. Kutemukan kembali juga tanpa aku tahu. Didalamnya ada satu gulungan, dengan tinta hitam.

........

KAMU

setiap ingat wajahmu
tergoda aku mengajakmu
selewengkan jalan yang
telah kautekuni selalu
pilihanmu sulit dipahami
oleh orang-orang
cemburu macam aku
sedang cinta bagimu
bukan sekedar asap
pria dan wanita
ibu dan anak
kakak dan adik
cinta bagimu adalah
puisi dan prosa
cinta bagimu adalah
saat hujan gerimis
ketika mentari bersinar

(1995)

..................

Gulungan itu aku tulis saat melihat sesuatu yang tidak mungkin tapi telah dan bisa terjadi. Menjadi ajaib ketika aku merengkuhnya, menganggapnya sebagai kekayaanku.
Ajaib!!

Yen Mangkel Wis Dadi Udun

Nek ana mangkel, terus dadi udun, apa ae sing diomongke jadi njendol. Ra kena dipenggak, ra kena dicekel. Yen dicekel malah njebrot, lara! Disawang ae uga tambah risih, tambah gedhe!
Kon tau ngrasakke? Dina iki aku sing udunen, loro. Neng utek karo neng ati. Dadi ra iso ngapa-ngapa. Luwih apik meneng ae. Soale apa ae sing metu saka cangkemku bakal salah. Kon ngerti akibate? Geger, jes! Luwih apik meneng ae. Lungguh manis, ambegan ben tetep urip, lan ndonga! Nunggu, mene, dina sing seje!

Monday, January 28, 2008

Soeharto, Presiden RI

Ada masa dimana senyum melingkupi seluruh negeri. Suara Jawa yang ditahan oleh simpul di lekuk bibir, mengungkap maksud dengan hati-hati pelan-pelan seolah penuh pertimbangan. Saat suara itu terdengar, yang ada adalah senyap. Listrik mati mendadak karena tidak ada seorangpun yang mau mendengar radio atau menonton TV. Seluruh saluran menggemakan suaranya. Nada yang sama dari satu masa ke masa.
Yang ada adalah kasak-kusuk di bawah tanah. Bergerombol-gerombol mencangkok akar hingga menggelembung. Yang berani menumbuhkan tunaskan ke atas tanah adalah sia-sia. Bom segala ukuran mengacungkan moncong segala arah.
Tapi Mei 96 semua berbalik arah. Jadi semburat warna. Sayang tidak menjadi lengkung pelangi. Hanya jadi petir dan guntur hingga kini.
Lalu kemarin ada jazad terkapar.
'Doakan jiwanya dan teruskan proses hukum yang diperlukan!"

Thursday, January 24, 2008

Rambu Lalulintas

Tadi ada anak sekolah yang tertabrak entah apa di depan Taman Makam Pahlawan. Aku terjebak dalam kemacetan luar biasa. Yang paling macet adalah otakku. Tercekat!!
Aku tersadar berada di sebuah kota hiruk pikuk yang tidak lagi mengenal rambu-rambu lalu lintas.
Huruf S dicoret dipenuhi kendaraan antre berhenti.
Huruf P dicoret berjam-jam ditongkrongi mobil tanpa pengemudinya.
Lampu kuning tidak laku.
Lampu merah, lihat-lihat. Jika tidak ada polisi berarti tidak apa-apa melintas.
Garis di persimpangan-persimpangan jalan tidak ada artinya.
Garis lurus atau putus-putus tidak terlihat apa-apa.
Pembatas jalan, maksimal berat kendaraan, dilarang lewat, dilarang berputar dll., freketekkk!!!
Beberapa tahun mendatang, rambu-rambu itu akan jadi benda langka tanpa arti. Dicabuti dan diangkut ke gudang markas polisi.
Ah, ya ini rupanya. Polisi-polisi memberikan SIM bukan dengan ujian mengemudi. Maka generasi ini tidak lagi paham bahwa rambu-rambu itu dibuat ada maksudnya. Maka terserah mau nyetir seperti apa asal bisa nunjukin SIM. Terserah mau nabrak nubruk asal bawa SIM. Jika tidak, mari buat perhitungan. Sepuluh ribu, duapuluh ribu, empatpuluh ribu, atau delapanpuluh ribu.

Tuesday, January 22, 2008

Pindang Patin

Tahu tidak makanan di Lampung yang paling enak tapi juga paling mudah dibuat? Namanya pindang patin. Ambil seekor ikan patin, ukuran apapun, yang masih segar. Yang masih bisa menggerakkan ekornya kalau ditaruh di ember air, artinya masih hidup.
Potong-potong, belah kepalanya. Jangan dibuang! Kepala merupakan bagian yang paling lezat jika sudah matang nanti. Bersihkan dan beri kucuran air jeruk nipis. Jika tidak ada, kucurin cuka. Sementara itu, beli bumbu dapur lengkap seribu, ambil segenggam terserah bawang putih dan merah, segenggam cabe merah, segenggam tomat rampai, sejimpit garam.
Masukkan ikan ke panci, atau wajan atau apa saja (pokoke bisa untuk ngerebus, lihat aja di dapur, jangan tanya aku!). Iris segala bumbu yang sudah ada, semuanya iris tipis-tipis. Jangan tanya lagi, pokoke semua bumbu di luar ikan. Carupkan irisan itu dan garam ke ikan, siram segelas air. Rebus sampai mendidih dan ikan matang. Kadang-kadang aku akan ambil ikannya, di taruh di mangkuk yang bagus (yang tidak bagus juga boleh). Saring air kuahnya. Buang segala ampas, dan siram kembali airnya yang sudah jernih ke ikan tadi. Sudah, siap disantap. Pakai nasi pulen yang hangat, makannya pas gerimis, di teras belakang. Jangan makan sendiri, ajak suami atau istri atau orang lain yang ada di rumah, biar tidak ditimpuk sandal.
Cobalah!
Ini salah satu makanan yang enak di Lampung. (Yang bisa aku masak.)
Ada yang bisa mbikinin resep seruit untuk aku?

Bayang-bayang Hitam

Beberapa hari ini aku dikejar bayang-bayang. Hitam, tidak tampak wajahnya. Hanya siluet tubuhnya yang terlihat bergoyang kesana kemari yang bergerak mengikutiku. Saat aku lari, bayang-bayang itu melesat mendekatiku. Aku pelan-pelan, diapun merangkak dekat di punggungku.
Kemarin pundakku kena goloknya! Bengkak, sakit, tak bisa menoleh ke kiri. Galurnya membuat sakit di kepala. Aku terengah di tempat tidurku, tak bisa bernafas. Tidur malah menghadirkan bayang-bayang itu lebih nyata. Dengan seringai taring dan parang panjang berdesing.
Pagi ini aku bangun dengan tertatih. Bekas kerokan di punggung mengakhiri sakit kepalaku. Tapi leherku harus dimanja. Aku sudah bertekat untuk bicara dengan bayang-bayang itu. Supaya dia tidak lagi menggangguku.
Maka aku duduk. Dia duduk di depanku, menunggu.
Aku jelaskan soal gangguannya pada hidupku.
Aku tunjukkan bekas luka-luka di sekujur tubuhku.
Dia mengangguk-angguk tapi goloknya disodokkan di wajahku.
Aku meringis ketika darah masuk ke mulutku asin.
"Apa maumu? Apa urusanmu?" Aku tuding wajahnya yang tanpa indera.
Dia mengangguk-angguk kembali. Membuat memelas dan memaksaku untuk merangkulnya.
Saat aku rangkul bayang-bayang hitam itu, melonjak hatiku karena kesejukan yang disalurkannya. Hilang seluruh lukaku. Maka aku tersenyum dan mendekapnya lebih erat. aku cium wajahnya dan hilang runtuh seluruh duka.
Saat ini aku belajar, untuk berdamai dengan seluruh bayang-bayang yang setiap saat selama aku hidup, mengikuti aku. Aku berdamai dan tidak mau ada luka lagi.

Wednesday, January 16, 2008

Bunting

Beberapa hari ini aku merangkak ke pantai
mengorek pasirnya dan menyusupkan seluruh tubuhku ke sana
perut besarku membunting besar
menekan seluruh sendi dan nadi
terasa kerinyut seluruh saraf menahannya
sakit!!!
lalu satu telur keluar
dua, sepuluh, lima puluh, seratus tigapuluh
tergunduk telur segala rupa segala rasa

pipih badanku melepas lara
lalu kering dan lelah

kembali aku menyeret tubuh ke pantai
ingin merasakan ombak laut ibuku
untuk yang terakhir
sebelum tidur...

Monday, January 07, 2008

Panggilan rindu

ada panggilan rindu kemarin malam
merasuk ke telingaku, yang sudah tertutup menempel bantal
bukan membuatnya tuli tapi malah bantal mengemakannya
beberapa kali
rindu yang menguat setiap kali menyentuh bantal
jadi dimana aku harus tidur?

Wednesday, January 02, 2008

Tahun Baru

Selamat Tahun Baru, teman-teman.
Aku ingat pada 1 Januari 2007, aku menetapkan satu tujuan konyol untuk tahun 2007. Hingga 31 Desember 2007 aku ingin mengisinya dengan 'cantik'. Intinya aku ingin cantik sepanjang tahun. Nah, apa yang terjadi?
Sepanjang tahun ini hampir tiap bulan aku pergi ke salon. Tidak sampai 10 kali creambath. 4 kali potong rambut. Belasan kali cuci rambut. Aku membeli baju 'centil', yang 'cewek banget' menurut ukuranku 3 kali. Dan memakai kaos mepet setiap kesempatan yang memungkinkan. Aku memakai sarung tangan supaya tidak hitam, dan membeli sepatu yang tertutup supaya kakiku mulus. Aku beli pengharum badan yang persis habis di akhir tahun. Lipstik tidak, aku tidak pernah biasa memakainya. Bahkan jika memakainya aku tidak cantik. Lebih baik tidak memakainya.
Aku sangat suka nonton film-film romantis segala umur, mulai film remaja hingga dewasa. Melihat film-film drama macam begitu membuatku punya imajinasi. Aku tidak mau marah-marah yang kelewatan karena marah membuatku tidak cantik. Yach, aku harus menekan emosi jika ada 'kenakalan' yang tidak aku suka.
Aku cantik jika aku tersenyum. Maka aku sering tersenyum, bahkan ketika sendiri, ketika di jalan, di mana saja. Aku tersenyum saat debat diskusi, saat di depan mahasiswa, saat ndengerin bos, saat apa saja.
Persis di pergantian tahun, aku sakit. Aku sudah janjian dengan beberapa keluarga tetangga untuk makan ayam bakar, dan niup terompet bersama anak-anak. Terlewati tanpa ternikmati. Kaki kiriku seperti salah urat, leher dan kepala terasa berat, hidung dan tenggorokan terasa panas, dan perut sangat tidak enak. Setiap ada hentakan ada kejang yang menyodok ulu hati. Aku sakit persis di pergantian tahun.
Tapi aku bisa terbaring melihat diriku sendiri. Aku berusaha cantik dalam tahun ini tapi hingga akhir tahun aku tetap berusaha cantik. Tidak cantik. Yach, aku terima ini.
Kini, awal tahun 2008. Aku ingin menetapkan satu tujuan untuk setahun. Tidak ada pikiran lain selain : aku ingin jadi cerpenis. Aku ingin menulis semua 'senyum' yang sudah aku buat sepanjang tahun 2007. Aku ingin menyebarkannya di semua media. Aku akan jadi cerpenis pada tahun 2008. Haiya...ini pasti gara-gara ikut workshop bersama Yanusa Nugroho dan Zen Hae menjelang Natal kemarin.