Monday, January 28, 2008

Soeharto, Presiden RI

Ada masa dimana senyum melingkupi seluruh negeri. Suara Jawa yang ditahan oleh simpul di lekuk bibir, mengungkap maksud dengan hati-hati pelan-pelan seolah penuh pertimbangan. Saat suara itu terdengar, yang ada adalah senyap. Listrik mati mendadak karena tidak ada seorangpun yang mau mendengar radio atau menonton TV. Seluruh saluran menggemakan suaranya. Nada yang sama dari satu masa ke masa.
Yang ada adalah kasak-kusuk di bawah tanah. Bergerombol-gerombol mencangkok akar hingga menggelembung. Yang berani menumbuhkan tunaskan ke atas tanah adalah sia-sia. Bom segala ukuran mengacungkan moncong segala arah.
Tapi Mei 96 semua berbalik arah. Jadi semburat warna. Sayang tidak menjadi lengkung pelangi. Hanya jadi petir dan guntur hingga kini.
Lalu kemarin ada jazad terkapar.
'Doakan jiwanya dan teruskan proses hukum yang diperlukan!"

No comments:

Post a Comment