Saturday, July 28, 2007

. . .
.
. a . k . u . . . b . i . s . a . . . . m . a . k . l . u . m . . . . .
.
. . .
Jumat terakhir pada bulan, seperti biasa kelompok kecil relawan Nuntius berkumpul. Warna-warninya membuat aku tercengang. Selalu tercengang setiap bertemu mereka. Setiap kali! Aku merasa sangat tua melihatnya. Bahasa para muda ini, Gusti! Bahasa apa itu? Aku tidak paham. Aku coba mengikuti. Tapi tetap menjadi tanda tanya. Seriuskah mereka? Tahukah apa yang sedang mereka kerjakan sekarang ini? Benarkah mereka mau belajar? Apakah mereka hanya main-main? Apakah tawaran-tawaranku dipikirkan oleh mereka dengan serius? Apakah nilai-nilai yang diomongkan itu benar-benar mau dihayati? Atau aku yang kurang gaul? Apakah aku yang terlalu serius? Apakah aku yang terlalu memaksakan diri? Aahhh....Gusti.....

Thursday, July 26, 2007

anak-anak teriak
pagi yang hingar bingar pun mulai
lontong, sayur dan kerupuk
kaki, tangan dan suara
segelas air dan tanda salib di pertigaan jalan
pagi yang segar memulai hari ini

Wednesday, July 25, 2007

aku berjalan

aku berjalan di samping anakku yang mengayuh sepedanya
cepat dengan irama sendiri dia melaju
diteriakinya aku yang sudah terengah-engah
balas teriak aku di sela nafas
putaran rodanya kembali menghampiri
'cepat, bu! nanti kehabisan!'
tidak bisa lari lagi aku mengikutinya
aku berjalan jauh di belakang anakku yang mengayuh sepedanya
cepat dengan irama sendiri dia melaju
dan sesekali di teriak
sesekali dia kembali menghampiri
tapi selalu
cepat dengan irama sendiri dia melaju

Tuesday, July 24, 2007

Batam - Galang


Minggu lalu, 16 - 18 Juli 2007 aku dapat kesempatan ke Batam. Folk communication for church apostolate, itu pembicaraan utama di Vista Hotel bersama para koordinator Komsos se regio Sumatera. Hanya belasan orang, kebanyakan para selibat. Tema yang menarik! Folk communication, folk media. Sebagai alternatif gerakan perjuangan.
Di hari terakhir, jalan ke Galang lewat jembatan Barelang nan dibanggakan, masa kejayaan Habibie dengan teknologinya yang meretas batas laut. Ada 5 jembatan penghubung Batam - Galang. Melewati pulau Tonton, Nipah, Setako, Rempang dan akhirnya Galang. Rempang merupakan pulau terpanjang dan tersubur. Di sana-sini terlihat petak kebun sayur yang sayang kurus, kurang subur. Coba teknologi pertanian dikembangkan.
Tiba di Galang keliling peninggalan 'manusia perahu' pada tahun 65-an sampai 96 lalu. sebuah kota kecil yang dibangun untuk menampung para pengungsi yang tersisa dari Vietnam. Barak-barak sudah dibongkar, tapi sisa-sisa 'kota' itu masih tampak. Bahkan ada 'Ngha trang', Tin Lanh, Cuaky vien, dan Ta on duc me. Sebuah patung Maria tampak megah berdiri di atas bumi bergambar Vietnam, mantap di atas sebuah perahu : O, Mary, we are all deeply cracefull for your protecting presence on our way to freedom. We always entrust our lives to you. Your care for us will be mighly appreciated in our heart forever.
Dan konon, di depannya pernah terjadi puluhan bunuh diri massal karena tidak ada ruang hidup bagi mereka untuk merdeka. Tidak ada satu negara pun yang mau mengakui mereka sebagai warga. Kembali ke negaranya akan mati.
Banyak barang di Batam. Tidak ada yang bisa dibeli. Oleh-oleh? Gantungan kunci dengan tulisan "I love Singapore". Ngenes Indonesiaku!

Friday, July 06, 2007

tuan, aku pengin selingkuh

pengin selingkuh dari kebiasaan
melompati pagar dan mengunyah hijau segar tetangga
kembali pada keliaran masa lalu

'ahh...tiba-tiba tercium parfum tidak biasa
memenuhi rongga dada
hingga membuncah jadi mesra'

pengin selingkuh kali ini
lepas dari tradisi tiap hari
mengecap kebebasan tubuh masa lalu

'wahai...berdirilah diam sejenak di hadapanku
aku akan meletakkan kepala di dada
menikmati saat mesra ini'

kini menjelang 33
aku ingin mati
untuk mesra
bersamamu