Wednesday, December 06, 2017

Ngomongin Kucing-kucing

Rumah kami seringkali disambangi kucing-kucing. Entah ada berapa dan mana saja, seringkali berganti-ganti, bahkan berganti generasi. Yang sekarang ini nyaris jadi kayak anggota keluarga ya si induk dan tiga anaknya ini. Sekarang mereka sudah sapih susu, ndak disusuin lagi. Foto yang ada itu foto sekitar sebulan yang lalu. Selain mereka berempat ada lagi beberapa kucing yang rajin bertandang, mungkin sebagian dari bapak kucing-kucing itu, atau om tante mereka.

Tiga kucing yang lahir barengan itu mempunyai warna yang berbeda sekaligus punya karakter yang berbeda-beda. Bernard yang paling bisa mengenali mereka termasuk perilaku mereka.

Yang pertama putih abu-abu, dia paling pendiam, penakut, dan hasilnya paling kurus. Makanan yang diberikan kepadanya seringkali direbut oleh kucing lain. Agak susah mendekati yang ini karena dia akan lari kalau kita mendekat. Namun dia juga baik hati, ndak mengancam dan seringnya mengalah. Ndak mau atau takut konfrontasi. Hihihi...

Yang kedua putih abu-abu kuning. Dia ini paling jahil, nakal dan ngerebutan. Juga mencuri. Badannya paling gemuk berisi dibanding dengan yang lain. Bahkan makanan emaknya pun dia rebut. Kata Bernard dia ini anak durhaka, suka nampol. Kalau digoda sedikit pasti tangan eh kaki depan yang kanan akan terangkat siap menampar. Kalau dilempari makanan dia akan langsung mencengkeram makanan itu dengan sikap mengancam. Makannya cepet banget, jadi saat yang lain masih ada dia sudah habis dan akhirnya merebut makanan yang lain. Hohoho...

Yang ketiga putih kuning. Ini kayaknya paling manis dan tidak takut mendekat pada manusia. Suka banget dielus-elus dimanja-manja dan diajak bermain. Sekarang di lehernya sudah terpasang kalung karena dia memang ndusel dan ndak takut kalau dipegang. Tapi dia ini paling cerewet. Bernard pulang sekolah dia pasti udah meang meong. Diberi makanan dia akan langsung makan sambil ngeromet ngoceh apa gitu. Huhuhu...

Nah, apa makanan mereka? Mereka makan yang kami makan. Aku ndak bisa menyediakan makanan khusus untuk mereka. Biasanya ya Bernard itu lagi-lagi yang rajin memberi makan. Nasi dengan lauk yang sama dengan yang dia makan. Kadang hanya nasi saja kalau sayurnya pedes dan ndak mereka suka. Kalau aku masak ikan, udang atau ayam, beberapa bagian akan kugoreng atau rebus khusus untuk mereka. Mungkin mereka mendapat makanan juga dari rumah-rumah yang ada di sekitar kami karena kadang mereka tidak muncul lalu muncul untuk tiduran dekat pintu. Kadang mereka berkumpul ada 7 kucing atau lebih.

Selain 4 ibu dan anak itu, ada dua lagi warna putih dan abu-abu yang diduga bapak dari ketiga anak itu. Menurut Bernard yang abu-abu itulah bapaknya karena si emak ndak marah kalau abu-abu mendekat. Si putih lebih sering ngglibet di sekitar mereka tapi kalau mendekat ke anak-anak itu si emak pasti marah. Nah entah yang benar yang mana. Lalu ada lagi kucing hitam kurus, jarang datang tapi sesekali menengok. Yang lain-lain ada juga tapi aku ndak hapal.

Konon yang suka mencuri adalah si telon dan si putih 'mungkin' bapak. Mereka seringkali panik kalau habis mencuri.

"Memangnya mereka tahu kalau mencuri itu salah, Nard?"

"Tahulah. Kan kalau ketahuan mencuri pasti akan kita kejar-kejar. Mereka tahu kalau kita ndak suka mereka mencuri. Jadi kalau mereka habis mencuri mereka sudah takut duluan melihat kita."

OOO...

No comments:

Post a Comment