PERNAH JUGA SEPERTI INI
Tak mungkin aku lupa rupa pembeli kapak terakhir
bersungut-sungut di teras toko
menginjak lipas seolah dendamnya terletak di sana.
Ujung bibirku ikut menyeringai
saat tiga kepeng menekan telapak tanganku
dengan bonus sederet umpatan,
bukan ditujukan padaku.
Gumam yang tak kumengerti menyertai:
"Dia tak akan melihat matahari besok pagi
kecuali seekor kelinci meminjamkan matanya."
"Dia tak akan melihat matahari besok pagi
kecuali seekor kelinci meminjamkan matanya."
Walau tak seharusnya,
segala hal kecil ini membawaku pada Kenisah
Salomo
dengan tingkatan korban dan pelayanan
sepasang mata yang tak kukenal diletakkan dalam
cawan
meneruskan
sebuah dendam.
Hajimena 2017
--------------------
Yuli Nugrahani, tinggal di Hajimena, lahir di Kediri 43 tahun lalu, pernah menjadi wartawan Malang Post dan pimred Nuntius. Walau masih menulis sejumlah esai, artikel dan bentuk tulisan lain di berbagai media, sekarang lebih menikmati prosa dan puisi sebagai cara untuk mengekspresikan diri. Selain di beberapa media dan antologi, bukunya yang sudah beredar adalah Kumpulan Puisi Pembatas Buku, Kumpulan Cerpen Daun-daun Hitam, Kumpulan Cerpen Salah Satu Cabang Cemara dan Kumpulan Puisi Sampai Aku Lupa.
No comments:
Post a Comment