Wednesday, December 13, 2017

Klinik Bundaran Sehat

Bagian dalam klinik, ruang tunggu.
Pada kartu BPJS yang kupunya, fasilitas kesehatan pertama yang dipilih keluarga adalah Klinik Bunderan Sehat. Mengapa klinik ini? Alasan utama adalah tempatnya dekat, hanya sekitar satu kilometer dari rumah. Selain alasan kedekatan, tak ada alasan lain. Itu pun sebenarnya saat memilih juga belum tahu ada di mana klinik ini.

Aku baru tahu letak klinik ini setahun yang lalu saat jatuh dari motor dan memerlukan bantuan pengobatan yang serius. Aku browsing cara menggunakan kartu BPJS yang sebenarnya tak pernah kuharapkan dipakai, juga browsing letak klinik ini. Sebagai fasilitas kesehatan pertama yang dipilih keluargaku, maka klinik inilah yang pertama-tama harus kami tuju kalau kami membutuhkan bantuan kesehatan yang menggunakan BPJS. Kalau klinik ini tak sanggup, ya kami akan mendapat rujukan ke fasilitas yang lain sesuai dengan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Penunjuk arah dekat gerbang. Foto dari internet.

Waktu itu, saat mampir fotokopi KTP dan kartu BPJS di samping klinik (hanya sepelemparan batu), aku tanya ke tukang fotokopi.

"Klinik Bundaran Sehat tuh di mana ya? Tahu ndak?"

Si abang geleng-geleng. Secara ngawur dia nunjuk arah seberang jalan yang dikatakan ada puskesmas. Untungnya ada mahasiswa Politeknik Kesehatan yang sedang fotokopi juga menunjukkan letak klinik yang bagian depannya kelihatan dari tempat fotokopi. Ealahhhh....

Itu menandakan kalau klinik ini memang tidak populer. Mungkin tempatnya yang ada dalam kompleks Politeknik Kesehatan Propinsi Lampung membuat masyarakat agak segan untuk masuk. Ada dua pintu yang bisa dipakai untuk masuk ke klinik. Pintu pertama dekat dengan tempat fotokopi tadi, di sisi jalan arah Natar. Sedang pintu yang lain adalah gerbang utama Poltekes di jalan Soekarno Hatta. Masuk saja samping warung Luwes, akan akan penanda yang bisa membantu kita sampai ke klinik. Peta lokasi bisa cek dulu biar tahu gambarannya.

Nah, tadi adalah pengalamanku kedua datang ke klinik ini. Aku yang sudah beberapa hari kelimpungan karena vertigo ingin memastikan diriku baik-baik saja. Huh. Padahal memang sedang ndak baik.

Mbak yang di tempat pendaftaran langsung meminta kartu BPJSku begitu aku datang. Tak ada pasien lain, sepi. Tapi di lantai atas di gedung yang sama rupanya perkuliahan sedang break sehingga suara berisik para mahasiswa ... minta ampun deh. Mungkin mereka lupa kalau di bawah mereka ada klinik yang walau seringnya sepi ada juga pasien sakit yang datang dengan berbagai keluhan.

"Ke dokter gigi atau dokter umum, bu?' Aku menjawab perlu ke dokter umum. Dia mencatat di selembar kertas setelah mengecek kartuku, memberikan kepadaku dan memintaku untuk mengetuk pintu ruang periksa.

Di dalam seorang dokter menyambutku, mendengar keluhan-keluhan dan langsung memeriksa tekanan darah. "Darah ibu 160."

Rasanya aku melotot karena dokter itu menanyakan apakah aku sering hipertensi dan setinggi itu, lalu bertanya apakah aku habis jalan atau berlari dan bla bla... "Ibu diam dulu sebentar di sini ya. Nanti saja akan periksa lagi tekanan darah ibu. Karena memang kadang bisa berubah-ubah. Juga untuk memastikan."

Usai itu ada pasien lain yang datang. Seorang ibu dan anak. Seorang perempuan muda. Lalu seorang muda lagi. Aku diperiksa lagi setelah itu. Beberapa pertanyaan, beberapa permintaan dariku, beberapa nasihat, dan kemudian obat diangsurkan. Histigo untuk obat vertigo, yang berisi Betahistine Mesilate 6 mg, diminum tiga kali sehari. Zevask untuk menurunkan tekanan darah, yang berisi Amlodipine besilate 5 mg, diminum satu kali sehari. Katanya ini dosis yang rendah, karena awalnya aku ngotot ndak mau dikasih obat.

Sebagai klinik fasilitas pertama, aku suka Klinik Bunderan Sehat ini. Mereka menyediakan tempat yang bersih dan ok, pelayanan yang ramah. Tidak banyak pasien sehingga antrian tidak banyak. Memang sih jam bukanya terbatas. Kayaknya jam 15.00 sudah tutup. Tapi aku berharap, selalu berharap, aku hanya iuran per bulan saja untuk fasilitas kesehatan ini. Jangan lagi menggunakannnya. Huaaa.... semangat untuk sehat.

No comments:

Post a Comment