Wednesday, December 20, 2017

Jurnalis Trip Rumah Kolaborasi (3) : Koperasi Simpan Usaha (KSU) Srikandi

Tulisan sebelumnya klik sini.

Sri Wahyuni, Ketua KSU Srikandi
Mendatangi Koperasi Simpan Usaha (KSU) Srikandi di Pekon Ngarip, Kecamatan Ngarip, Kabupaten Tanggamus, Lampung ini menurutku bagian utama yang menarik dalam Jurnalis Trip kali ini. Kebetulan sekali aku sedang bergelut belajar tentang koperasi akhir-akhir ini, sehingga mengunjungi KSU ini serasa mendapat tambahan pelajaran yang luar biasa.

Ada 160 perempuan yang tergabung dalam KSU Srikandi. Mereka mulai berkumpul sekitar tiga tahun yang lalu. Dana yang kecil, sedikit demi sedikit dikumpulkan sebagai kekayaan bersama hingga sekarang sudah memiliki aset kurang lebih 289 juta rupiah.

"Awalnya hanya ada 18 orang pada tahun 2015 yang bisa dianggap sebagai pendiri Srikandi," Jelas Sri Wahyuni (43 thn), Ketua KSU Srikandi yang menyambut kami di rumah Pak Setyo, tempat kami menginap. "Nanti pada Januari 2018 kami akan mengadakan rapat anggota tahunan (RAT) yang ketiga."

Para ibu ini membangun solidaritas dan juga saling percaya dalam setiap geraknya. Lihat saja cara mereka mengingatkan anggota yang nunggak angsuran. "Pengurus akan mengingatkan secara personal. Tapi kalau masih juga belum menyelesaikan tanggungjawabnya, tiga kali berturut-turut tidak ngangsur, kami akan menagih beramai-ramai."

Sanksi sosial yang disepakati bersama ini cukup manjur untuk menjaga keamanan dana yang berputar di KSU Srikandi. Belum pernah terjadi ada anggota yang harus ditagih dengan cara itu. Artinya angsuran pinjaman bisa berjalan dengan lancar dan kesepakatan tetap terus berjalan.

Saat ini Srikandi memiliki satu unit usaha yaitu pengolahan kopi. Unit usaha ini mencoba memenuhi kebutuhan kopi warga pekon yang diperkirakan membutuhkan kopi sekitar 5 kwintal setiap bulannya.

"Kami baru bisa memenuhi 20 persen saja dari konsumsi kopi itu. Hanya sekitar 1 kwintal yang sekarang ini bisa produksi setiap bulannya." Ungkap Sri. Namun, hal itu dianggap sebagai potensi yang besar untuk dikembangkan ke depan terlebih mereka memiliki impian bersama untuk diwujudkan sebagai kesejahteraan setiap anggota. Salah satu impian yang sekarang ini sedang dirintis adalah warung serba ada yang bisa menampung hasil kopi dari unit usaha Srikandi juga menampung hasil usaha anggota. Dengan meningkatnya potensi wisata di Ulubelu, Srikandi bisa menjadi salah satu pilihan tujuan wisata untuk membeli oleh-oleh dari Ulubelu dan juga tentu saja sebagai tempat nongkrong ngopi sambil menikmati kesejukan udara Ulubelu.

Impian itu sangat mungkin diwujudkan mengingat 80 % penduduk Pekon Ngarip yang berjumlah kurang lebih 8.000 orang menyandarkan hidupnya dari kopi. Sementara ini hasil kopi dari Srikandi masih berupa kopi asalan dengan beberapa tingkatan kualitas dan jenis pengemasan. Ada yang murni dan ada juga yang dicampur dengan beras. Ke depan, kualitas ini akan terus ditingkatkan sehingga konsumen mempunyai pilihan kopi sesuai selera.

Kopi Srikandi Ulubelu
"Yang utama sekarang memenuhi kebutuhan kopi warga pekon Ngarip sendiri. Masak punya kopi tapi membeli kopi dari luar." Ujar Sri. Iyalah, lagi pula kopi robusta dari Ulubelu ini nikmat lho. Kopi kampung yang josss....

Rio Setiajid, Kepala Pekon Ngarip mengakui kontribusi para ibu dalam Srikandi ini memberikan efek positif bagi masyarakat. Saat paceklik Srikandi bisa membantu permodalan anggota sehingga masih bisa terus menggerakkan ekonomi keluarga.

No comments:

Post a Comment