Wednesday, December 20, 2017

Jurnalis Trip Rumah Kolaborasi (4) : Pantun dalam Tari Selendang Rawas

Tulisan sebelumnya klik sini

Tari Selendang Rawas
Waktu kami akan masuk ke kawasan Lembah Pelangi di Pekon Sukamaju, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus kami mendapatkan surprise dengan sambutan tari-tarian Sumende(Sumendo?) dari masyarakat sekitar. Tari Kuntau dengan dua pisau oleh para bujang, lalu Tari Kuadai dengan piring-piring oleh para gadis, dan terakhir Tari Selendang Rawas oleh anak-anak.

Awalnya aku tak terlalu memperhatikan syair nyanyian mereka, juga musik mereka yang hanya memakai dua rebana ditabuh secara monoton. Tapi kemudian aku mulai mendengar bahasa yang familier, dan ketika kucermati ternyata itu adalah deretan pantun yang dilantunkan sebagai lagu. Wuahhhh, simak nih sebagian syairnya :

Ke kebun membeli minyak
singgahlah memetik kembang kertas
sembah sujud gak kamu banyak
Empat penari menunggu giliran
jejuit meniti apung selendang rawas.

Apa rasanya si gula pasir
dimakan dengan kacang panjang
berhadapan manislah di bibir
kalau di hati nulak belakang

Gikecik  pandan di kebun
lah besak pandan semarak
gikecik badan betepun
lah besak badan kepak layak

Kalau ade sapat di kebun
ambil kemuru penjuluk petai
kalau ada upat dan semu
acaklah tari berhenti kudai

Deretan pantun yang sempat kucatat ini kudengar saat Tari Selendang Rawas yang ditarikan oleh empat anak perempuan dengan selendang diikat di pinggang. Tarian sederhana namun indah.

No comments:

Post a Comment