Aku pernah berjanji menulis cewek-cewek yang tergabung dalam Jaringan Perempuan Padmarini (JPP) tanpa batas waktu. Yang pernah kutulis dulu adalah Dyas atau Holaspica, cek di sini untuk membacanya kembali. Nah, kali ini sosok lain yang menempati posisi kunci di JPP, yaitu Rinda Gusvita, sang ketua.
Aku mengenal sosok ini lewat promo buku Daun-daun Hitam atas towelan Febrilia (Direktur YKWS) di facebook. (Tentang Febrilia nanti nyusul ya.) Waktu itu Rinda masih sedang terengah-engah menyelesaikan putaran S2-nya di Yogyakarta. Jadi tentu kesempatan ketemu aku di Warung Raminten di tahun 2014 itu menjadi salah satu rekreasinya untuk lepas dari kesuntukan kuliahnya yang ndak kelar-kelar. Hehehe...
Kesan pertamaku saat bertemu dengannya : gadis lugu eh lucu yang manis, pemalu, tak banyak omong, dan sedang galau. Kami tak banyak bicara yang mendalam. Saat itu aku juga janjian dengan beberapa teman lain di tempat yang sama sehingga kami lebih banyak tertawa, sedikit bicara tentang buku, dan tanya jawab spontn seperti layaknya orang yang baru kenal.
Usai perjumpaan itu kami pun tak spontan akrab. Dia menulis review tentang bukuku itu dalam blognya. Bisa dibaca di sini. Ini salah satu review yang kusukai dibanding banyak tulisan tentang buku Daun-daun Hitam di berbagai media. Dia memasukkan penilaiannya tentang buku ini dengan mengalir, jujur (pasti sebagian juga ditutupi) dan menjadi untaian kalimat-kalimat yang menarik.
Ya, memang dia ini penulis yang aktif. Selain di blognya, dia juga menulis di berbagai media dan juga mengikuti berbagai event penulisan. Semangatnya itu lho yang bikin salut. Beberapa tahun kemudian, hmmm sekitar awal tahun 2016 (atau akhir 2015) kalau tidak salah, gagasan tentang JPP menguat. Aku bertemu dengannya lagi, terus bergulis bersama beberapa teman, hingga kemudian JPP kelihatan bentuknya. Keceriaan Rinda termasuk yang memberi pengaruh JPP bisa terbentuk, dan terus mewujudkan visi. Seringkali aku menganggap dia ini adik bungsuku dalam relasi karena dia, dengan suaranya yang renyah macam rengginang yang digoreng garing, mampu memberi suasana meriah dalam setiap perjumpaan. Namun dia ini juga kakak sulung yang berusaha melakukan tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh, termasuk merangkul dan merangkum macam-macam orang yang ada dalam JPP, termasuk membuat keputusan-keputusan yang tepat dalam pelaksanaannya.
Rinda Gusvita lahir di Tanjung Karang pada 20 Agustus 1988. Saat ini dia
menikmati aktivitasnya sebagai Koordinator Jaringan Perempuan Padmarini dan
juga pengajar di Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Tulisannya masuk dalam Buku antologi, Hati
Ibu Seluas Samudera dan juga Surat Untuk Penghuni Surga diterbitkan pada akhir
2014. Dia bersama-sama dengan para penggiat lingkungan lainnya juga menulis
buku pada 2016, Solusi Tanding Jokowi sebagai kritik terhadap kebijakan
Pemerintahan Jokowi.
Tulisan-tulisan Rinda bisa dinikmati lewat blognya, www.rindagusvita.web.id dan sapa juga dia di media sosial twitter dan instagram
@vitarinda.
No comments:
Post a Comment