Saturday, December 02, 2017

Puisi Sabtu 4 : IRONI BUKIT-BUKIT Karya Edi Purwanto

Ironi Bukit-Bukit


Apa yang dapat mereka lakukan ketika tangan-tangan
setan memutilasi tubuh tambun lagi hijau.
Hanya diam yang masih setia mereka simpan.

Tapi siapa dapat bertahan atas
luka yang tercipta begitu lama?
Kesabaran adalah daun-daun
bila tiba masanya
akan gugur juga.

Ketika mara tersaji di hadapan mereka
hingga melucuti nyawa.
Serapah dikirim pada
bukit-bukit tanpa
dosa.

Kemiling, 01122017

 --------------------


Edi Purwanto, lahir pada 7 Juli 1971. Saat ini mengabdi di SMA Negeri 2 Negerikaton, Pesawaran. Sejumlah puisinya pernah dimuat di Lampung Post, Fajar Sumatera, dan Majalah Story serta beberapa antologi bersama: Hilang Silsilah (Dewan Kesenian Lampung, 2013), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid III (Sibuku Media, 2015), Kalimantan Rinduku yang Abadi, (Disbudparpora Kota Banjarbaru, 2015), Memo Antiterorisme (Forum Sastra Surakarta, 2016), Memo Antikekerasan Terhadap Anak (Forum Sastra Surakarta, 2016), Ombak Biru Semenanjung (Kosa Kata Kita, 2016), Gelombang Puisi Maritim (Dewan Kesenian Banten, 2016), dan Yogya dalam Nafasku (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta, 2016). Aktivitas sehari-hari Edi Purwanto adalah mengajar. Beberapa sekolah pernah menjadi tempatnya bertugas, SMA Negeri 1 Lemong, Pesisir Barat, Lampung (2000-2007), SMA Negeri 1 Waytenong, Lampung Barat (2008-2012), dan di SMA Negeri 2 Negerikaton, Pesawaran, Lampung (2013 sampai dengan sekarang). Sebagai guru, prestasi yang pernah diraih dalam bidang kepenulisan adalah, menjadi salah satu pemenang dalam Lomba Mengulas Karya Sastra (LMKS) 2009 dan finalis Lomba Inovasi Pendidikan Karakter (2016), keduanya diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Di tempatnya bertugas, ia aktif membimbing dan membina siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler menulis puisi, cerpen, karya ilmiah, dan majalah dinding.

No comments:

Post a Comment