Thursday, December 21, 2017

Jurnalis Trip Rumah Kolaborasi (6-terakhir) : Nira Manis dari Ulubelu

Tulisan sebelumnya klik sini.

Bu Murniah, Pembuat gula aren di Air Abang
Dalam perjalanan pulang yang sudah merapat petang, kami mampir ke Air Abang, Kecamatan Ulubelu, Tanggamus untuk mencicip nira aren. Wah, ini akan jadi penutup yang luar biasa bagiku. Walau harus jalan kaki sekitar setengah kilometer karena mobil tidak bisa nanjak, hampir-hampir tak keluar keluhan dari mulutku (kalau dari kakiku sih ada keluhan juga. hehehe.)

Yang kami kunjungi adalah rumah Bu Murniah. Sayangnya proses pembuatan gula aren sudah selesai untuk hari itu. Tak mengapa karena Bu Murniah masih menyimpan nira yang disimpan panas di atas tungku untuk ditambah dengan hasil sadap nira besok. Jadilah kami yang ikut mampir menggerombol di dekat tungku.

Air nira aren yang hangat.
"Ini enak, monggo kalau mau ngincip." Bu Murniah meletakkan beberapa gelas di meja dan menyidukkan nira aren yang panas dari tungku, menyodorkan pada kami masing-masing.

Wuah... manis, hangat, cocok untuk tubuh yang kedinginan dan butuh kalori tambahan karena bawaan yang lapeerrrr terus.

Selain itu Bu Murniah mendekatkan gula aren kriwilan sisa-sisa yang dia simpan di toples. Jadi, itulah cemilan kami sore itu. Air nira hangat dan gula aren kriwilan yang gurih manis.

Menurut Bu Murniah, dia bisa membuat gula aren tiap hari entah musim hujan atau kemarau. Sehari dia bisa menghasilkan 10an bongkah dengan cetakan mangkok plastik seberat sekitar 0,5 - 1 kg. Gula itu dijual dengan harga 14 ribu rupiah per kilogramnya.

"Ini sedang naik harganya walau sedikit. Kemarin-kemarin hanya 12 ribu per kilo." Di kota harga itu sudah pasti berlipat ganda.

Tungku untuk memasak nira menjadi gula aren
Selain Bu Murniah di daerah itu ada banyak ibu yang membuat gula aren. Pembuatan gula aren dengan memakai tungku memakan waktu sekitar 5 jam. Dari air nira yang encer bening sampai berwarna kemerahan, akan berkurang kadar airnya dan membeku sebagai gula aren yang berwarna kuning hingga kecoklatan. Tidak harus selalu diaduk selama pemanasan, tapi kalau sudah selesai harus segera dicetak karena air itu akan segera membeku.

Air nira bisa untuk obat demam dan batuk, katanya. Nah kalau sudah jadi gula ya buat kolak dong atau rujak. Hehehe... Untuk menutup perjalanan, Air Abang dengan gula aren dan nira hangatnya yang manis memang sangat tepat. Thanks to Andri, Rumah Kolaborasi dan teman-teman semua. Kalau ada perjalanan lain, undang aku lagi ya...

No comments:

Post a Comment