Bu Murniah, Pembuat gula aren di Air Abang |
Yang kami kunjungi adalah rumah Bu Murniah. Sayangnya proses pembuatan gula aren sudah selesai untuk hari itu. Tak mengapa karena Bu Murniah masih menyimpan nira yang disimpan panas di atas tungku untuk ditambah dengan hasil sadap nira besok. Jadilah kami yang ikut mampir menggerombol di dekat tungku.
Air nira aren yang hangat. |
Wuah... manis, hangat, cocok untuk tubuh yang kedinginan dan butuh kalori tambahan karena bawaan yang lapeerrrr terus.
Selain itu Bu Murniah mendekatkan gula aren kriwilan sisa-sisa yang dia simpan di toples. Jadi, itulah cemilan kami sore itu. Air nira hangat dan gula aren kriwilan yang gurih manis.
Menurut Bu Murniah, dia bisa membuat gula aren tiap hari entah musim hujan atau kemarau. Sehari dia bisa menghasilkan 10an bongkah dengan cetakan mangkok plastik seberat sekitar 0,5 - 1 kg. Gula itu dijual dengan harga 14 ribu rupiah per kilogramnya.
"Ini sedang naik harganya walau sedikit. Kemarin-kemarin hanya 12 ribu per kilo." Di kota harga itu sudah pasti berlipat ganda.
Tungku untuk memasak nira menjadi gula aren |
Air nira bisa untuk obat demam dan batuk, katanya. Nah kalau sudah jadi gula ya buat kolak dong atau rujak. Hehehe... Untuk menutup perjalanan, Air Abang dengan gula aren dan nira hangatnya yang manis memang sangat tepat. Thanks to Andri, Rumah Kolaborasi dan teman-teman semua. Kalau ada perjalanan lain, undang aku lagi ya...
No comments:
Post a Comment