Aku keliling rumah mencari buku-buku yang tersisa, kemudian menemukan buku tahunan SMP Fransita tahun 2016, buku album kenangan dari angkatan Albert. Buku yang keren menurutku. Tebal dengan kertas artpaper fullcolor. Aku sudah membaca dan melihat buku ini setahun yang lalu saat Albert lulus SMP. Melihatnya lagi ternyata masih asyik, apalagi kalau wajah anakmu ada di situ. Hehehe....
Albert mengakhiri sekolahnya di SMP ini di kelas 9C, dengan wali kelasnya yang gokil, Pak Toto Haryadi. Kukira di antara guru wali kelas Albert yang pernah ada, Pak Toto ini termasuk guru yang paling sering diceritakan oleh Albert. Nyambung kayaknya mereka. Atau mungkin kesamaan 'sesuatu' yang menyambungkan mereka ya? Entahlah.
Misal, suatu waktu aku ketemu dengan Pak Toto karena urusan tertentu di luar urusan pendidikan Albert. Dari tempat parkir dia sudah bersuara,"Anakmu kuwi jan..."
"Ada apa, pak?" Deg-degan kalau mbayangin Albert berulah. Dan dia nih memang sering bikin ulah. Huh.
"Mosok dia pakai cecak untuk menggoda temen-temennya. Kan ndak semua orang berani. Entah darimana lho dia itu bisa dapat cecak. Kok ya ndak jijik juga."
Wadauhh. Aku ya nyengir saja. Bingung mau koment apa. Waktu sampai rumah, aku mengingatkan Albert soal kejahilannya, dia juga cuma nyengir. "Lebay saja mereka itu. Sama cecak saja takut." Hadeh.
Nah, lihat di halaman 76. Terpampang gambar seperti di atas. Albert, Viola, Fito dan Theo. Dengan kostum model gangster kayak itu. Yaelah. Kelas mereka memakai nama Camp Militer 9 Crazy Army. Coba, dari mana ide nama seperti itu. Oalah. Mereka tulis,"9C_razy Army bisa diibaratkan sebagai sebuah camp militer. Tapi isinya bukan army yang waras melainkan setengah gila dipimpin oleh jenderal ganteng Toto Haryadi dengan Fito sebagai ketua tim pasukan gabungan yang hobi main ukulele." Nah lo.
Albert masuk dalam pasukan khusus "Pentol Korek". Ditulis,"...isinya orang idiot, usil, tapi kreatif dan asyik. Kelompok mereka yang terbaik sepanjang tahun ajaran." Ckckckck... Dulu Albert sering sekali cerita soap Pentol Korek ini. Karena masuk dalam kelompok ini juga dia jadi selalu berusaha tidak terlambat masuk sekolah dan mengerjakan tugas (walau kenyataannya tetep payah) karena kalau sampai terjadi dia harus membayar sekian ribu rupiah sebagai sanksi.
Di bagian bawah tulisan tentang kelas 9 C, mereka masih menambahkan : "Tidak ada pasukan lain yang bisa mengalahkan kami. Terbukti kami sering sekali memenangkan lomba di setiap kegiatan sekolah. Walaupun punya banyak prestasi, list kasus atau masalah gak kalah banyak. 9C itu selalu ribut, guru terganggu, bad mood, terutama Laoshi Henny, sorry Laoshi. Bahkan suster kepala sekolah datang dan menegur waktu kami teriak nyanyi Indinesia Raya, dimarahi Bu Ayu karena kasus Gelombang Cinta (kasus apaaan ini???). Semua itu proses mencari jati diri menuju kedewasaan untuk menjadi manusia yang lebih baik di masa depan. Selamat jalan kawan. Semoga kita bisa bertemu lagi di masa depan. Bukan lagi sbagai seorang bocah yang sama seperti masa SMP tapi sebagai orang dewasa sukses yang membanggakan." Oh.
Doaku untuk kalian, nak.
No comments:
Post a Comment