Thursday, November 30, 2017

Tumpukan Buku-buku

Di antara tumpukan buku-buku yang ada di rumahku, yang tersebar di ruang tamu, dapur, kamar depan dan kamar belakang, ada setumpuk buku yang sebenarnya kurancang untuk menuliskannya secara khusus saat aku terima dari penulisnya, penjualnya atau dari kurirnya. Buku-buku itu sebagian ditulis oleh orang-orang yang kukenal, sebagian lagi tidak kukenal. Foto di samping ini adalah sebagian dari buku-buku yang kumaksud. Sebagian kecilnya. Huft. Bahkan beberapa masih terbungkus plastik. Eh, sorry, bukuku sendiri rupanya terselip di bagian paling bawah. Hihihi...

Nah, jadi kapan kau akan menulisnya, Yuli? Embuh. Aku kagak bisa janji. Ini kupasang dulu biar aku ingat bahwa buku-buku ini bisa menjadi bahan untuk kutuliskan di blog ini. Soal kapan menuliskannya yo lihat nanti mood yang menyertai yo. Walau dalam pelatihan-pelatihan nulis aku selalu bilang : "Nulis itu tidak harus mengikuti mood ya, tuan dan nona. Kalau lu udah paham tekniknya, kau akan bisa menulis kapan pun." Hohoho...itu teori yang betul. Hehehe...

Setiap hari aku menyentuh buku, hal itu tak dipungkiri. Saat ini buku John Powell sedang ada di dalam ranselku. Artinya, kalau aku mesti duduk diam di manapun, entah sedang menunggu atau sedang tidak ingin melakukan apa pun yang lain, John Powell itulah yang akan kubuka dan baca. Dan hampir selalu begitu.

Bagaimana aku memilih buku yang kubaca? Aku seringkali dituntun oleh instingku, atau perasaanku. Tiba-tiba buku tertentu seperti mencuat, lebih cemerlang dari buku-buku lain, padahal dia ada dalam deretan atau tumpukan buku. Buku itulah yang akan kuambil untuk menemaniku dalam perjalanan atau menempati ruang dalam ranselku.

Kalau tidak ada yang mencuat, biasanya aku agak kesulitan memilih buku yang akan menemaniku. Dan jika terjadi seperti itu, aku akan ngacak saja mengambil buku di deretan yang biasanya menjadi favorit bacaanku. Mangun, Tohari, atau buku Banerjee, Arundati Roy, James dan sebagainya.


No comments:

Post a Comment