Aku dan Mas Hendro meminjam motor trail milik Inu melaju dalam gelap dan dingin di arah atas. Di persimpangan tertentu, kami memilih ke kiri. Kalau ke kanan akan menuju perkebunan teh Kertowono. Mengikuti jalan itu, kalau pun ada pertigaan, atau perempatan pasti ada penanda yang membantu kita ke jalan yang benar untuk sampai ke Puncak B-29. Puncak ini sangat populer jadi akan mudah sekali menemukannya.
Kira-kira satu jam memakai trail dengan kecepatan yang hmmm... kisaran 40 - 50 km/jam mungkin, kami sampai di post rest area yang sedang dibangun. Mulai jalan sempit yang akan susah dilalui oleh mobil. Ada jasa ojek dari sini, jadi jangan kuatir. Tapi karena kami memakai motor trail yang oke punya, kami bisa melanjutkan sampai atas.
Seperti dirangkai. |
Aku tahan banget berada di tempat seperti ini. Aku dan Mas Hendro membuka jaket, berlari, menari, membuat video dan sebagainya. Beberapa kelompok lain mulai menyusul seperti mahasiswa-mahasiswa dari Brawijaya, Hehehe... kita satu almamater, nak. Juga ada kelompok lain yang tak sempat komunikasi.
Belum puas juga walau sudah berjam-jam di situ. Bunga edelweis, bunga-bunga aneka ragam, suara satwa, huaaa....
Waktu turun aku dan Mas Hendro nongkrong sebentar di Puncak B-29 menikmati mi rebus. Ini memang tempat yang cocok untuk semangkok mi rebus instan. Walaupun setengah matang pun terasa nyaman lezat. Hehehe.
Dan, guys, perjalanan pulang pasti lebih cepat. Kalau pakai motor ndak usah nyalain mesin. Ngglinding saja sampai bawah. Dengan angin yang mengibar-ngibarkan rambut dan selendang, tanpa bising bunyi motor, serasa naik kuda. Eh.
No comments:
Post a Comment