Saturday, November 25, 2017

Puisi Sabtu 3 : TUKANG KEBUN KECIL karya Yessy Sinubulan

TUKANG KEBUN KECIL

                                                                                                      :untuk kekasih kebunku


1
Di rimbunan rumput, Tukang Kebun Kecil berbaring. Matanya menatap langit. Tempat Tuhan duduk mengawasi malaikat belajar menari bersama Bibi Angin. Kabar yang sampai di bumi, Tuhan akan berulang tahun. Langit akan berpesta. 
Tukang Kebun Kecil membiarkan Ibu Tanah mengelus punggungnya.
Sesekali Tukang Kebun Kecil tertawa melihat malaikat menari dengan susah payah. Seringkali mereka terjatuh, bangun lagi, terjatuh, bangun lagi. Bibi Angin kadang-kadang sangat galak. Beberapa malaikat menangis hingga turun hujan deras. Sehari semalam. 
Tukang Kebun Kecil tetap berbaring. Sesekali ia melambai, berusaha menghibur malaikat. Tapi toh, lambaiannya lebih sering berhenti di pucuk pinus. Tak sampai ke langit. Ke rumah Tuhan. 
Malaikat masih menangis. Tukang Kebun Kecil tak bergerak. Air merembes masuk lewat celah bibirnya. Bersama hujan hanyut beberapa bayi malaikat. Masuk ke tenggorokannya dan mulai bertumbuh seiring degup jantungnya. Perlahan ia menguat seperti pohon, lembut seperti cacing, keras kepala seperti batu dan rapuh seperti ranting kering. 

2
Tukang Kebun Kecil tenggelam di antara ribuan tanaman yang tumbuh tinggi dan lengan kuat menguasai langit.
Tukang Kebun Kecil ikut terbangun ketika Bapak Matahari mencium ubun-ubun bunga. Segera ia mengambil topi jerami, baju berkantong banyak tempat menyimpan sekop kecil, dan setoples cacing. 
Satu tanaman ia hadiahi seekor cacing pendoa.  Cacing itu suka menyanyikan kidung sepanjang hari, sepanjang malam.
Siang hari, kalau Bibi Angin sedang beristirahat, nafas lembutnya sering membuat Tukang Kebun Kecil yang kelelahan tertidur. Dalam mimpinya ia berharap bisa member makan semua orang dari kebun kecilnya. Dari sepotong singkong. Beberapa lembar daun selada yang tak habis dimakan ulat. Setandan pisang. Juga pepaya yang separuhnya sudah dimakan kalong. 
Ia bermimpi semua orang tidur dengan perut kenyang. Namun terkadang ia lupa kalau ia hanya Tukang Kebun Kecil. Baju kebunnya masih kebesaran. Kakinya masih belajar berdiri. Telapak tangannya terlalu mungil. Bahkan hanya untuk menampung remahan pesta ulang tahun Tuhan.
Sore hari kalau si cantik Senja datang menyinari kebun, Tukang Kebun Kecil baru sadar kalau kebunnya dipagari orang dewasa. Mereka tak akan membiarkannya pergi. Mereka juga tak akan percaya cerita tentang malaikat yang belajar menari bersama Bibi Angin. Kabar kalau Tuhan akan merayakan ulang tahun pun tak sampai ke telinga mereka. Sayang sekali. 

---------------


Yessy Sinubulan adalah penulis dan pendongeng, tinggal di Bandung. Bermimpi menyembuhkan semua anak-anak di dunia lewat cerita. Buku dongeng terbarunya adalah Seri Petualangan Pula dan Pili bekerjasama dengan Departemen Ilmu Gizi Universitas Indonesia.
Pernah menjadi juara pertama lomba cerpen mini Dewan Kesenian Lampung. Karyanya tersebar di beberapa media dan juga buku.

No comments:

Post a Comment