Tuesday, May 14, 2019

Febrilia Ekawati: Mengubah Hal Negatif Menjadi Positif


Aku pernah membaca tulisan hasil wawancara sebuah media dengannya. Di bagian penutup tulisan itu, muncul komentarnya: "Perempuan hebat adalah yang memberi manfaat untuk semesta. Juga pantang menyerah meski dalam keterbatasan. Perempuan hebat itu perempuan yang indah dalam mengubah hal negatif menjadi positif. Mari menjadi perempuan yang bermanfaat.”

Nah, siapa contoh perempuan hebat yang seperti itu? Aku suka hati merujuk pada si pemilik komentar itu, Febrilia Ekawati, perempuan hebat yang sekarang ini menjadi Direktur Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS). Untuk dialah tulisan ini kubuat seperti janjiku duluuu, untuk menulis satu per satu orang yang ada dalam Jaringan Perempuan Padmarini (JPP). Untuk ingatan, yang pernah kutulis di blog ini adalah Rinda Gusvita dan Holaspica. Masih belasan orang lain yang satu per satu akan kutulis. Nah, Febri sayang disayang ini yang sekarang harus kuulik.

Aku mengenal Febri pertama kali sejak lima atau enam tahun yang lalu. Gara-garanya sedikit rumit, yaitu seorang temannya si Julie dari Pontianak kebetulan juga temanku, dan entah bagaimana muncullah komunikasi yang membuat Febri datang ke rumah pada suatu malam. Dia sampai rumah setelah nyasar entah ke mana-mana, lalu kami ngobrol ngalor ngidul. Tukeran buku. Aku memberinya buku cerpen Daun-daun Hitam dan dia memberiku buku-buku tentang air (?), lupa judulnya apa saja. Entar kucek di rakku.

Usai perjumpaan itu, obrolan bersambung lewat SMS, FB dan sebagainya. Lalu tiba-tiba (hihihi) ada ajakan-ajakan bertemu juga dengan beberapa orang lain yang kemudian memunculkan Jaringan Perempuan Padmarini sebagai salah satu sarana paling kuat yang membuat kami mesti lebih sering bertemu untuk urusan apapun.

Dari awal aku mengenalnya, aku sudah mendapat kesan yang kuat tentangnya, yaitu bahwa orang ini pemberani dalam sikap dan ucap, punya cara komunikasi yang sangat ok untuk merangkul siapapun, dan otak serta hatinya punya isi. Aku sering berandai-andai orang macam dialah yang cocok menjadi Gubernur Lampung. Serius ini. Tiga hal itu sangat penting untuk figur gubernur Lampung dalam mengatasi masalah-masalah penting mendesak yang melingkupi masyarakat dan wilayah Lampung. Jadi kalau dia mau nyalon gubernur Lampung aku akan jadi timsesnya. Serius.

Semakin lama kenal dia semakin aku paham dia memberikan dedikasinya yang tinggi untuk pekerjaannya. Ketika aku diundang dalam acara buka bersama YKWS kemarin, Senin 13 Mei 2019 di kantor YKWS, puluhan orang hadir memenuhi undangannya. Banyak ragam orang dari berbagai instansi, komunitas dan kelompok. Beraneka ragam orang. Dan 'warna' Febri yang serius dan santai itu benar-benar muncul dalam acara bukber itu. Sehingga kultum buka puasanya bukan petikan ceramah dari awang-awang tapi rentetan diskusi tentang iman yang mendarat di bumi Lampung, tentang masalah sanitasi dan bagaimana masalah-masalah itu mestinya ditanggapi. Hmmm, mungkin banyak orang tak setuju model seperti itu, tapi aku menganggap inilah yang tepat sehingga setelah bukber ini, setiap orang semakin diajak untuk menyatakan puasanya bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi bagi banyak orang secara konkret.

Nah, di bagian terakhir aku mau kembali pada pernyataan di atas tadi. Febri telah menjadi perempuan hebat karena dia entah disadari atau tidak telah menjadi inspirasi bagi banyak orang, orang muda, orang tua, bahkan anak-anak (aku tahu dia mudah dekat dengan anak-anak kalau dia mau) di manapun yang telah mengenalnya. 

Love you, dear Febri. Tetap gembira menjalani hidup ya. Abaikan beruk-beruk, yuk makan jeruk-jeruk. Semua telah tersedia untuk kita reguk. Untuk melibati hidup yang semakin sejuk. Cemunguttt....

No comments:

Post a Comment