Sehari kemarin setelah beberapa urusan yang salah satunya menulis blog tentang buku (klik sini) aku dan Mommy Retha mengunjungi Paul MEP di kediamannya di Hanura, sekitar 30 menit perjalanan by car. Pertama, aku memang sudah berjanji untuk datang dari beberapa saat lalu untuk melihat warisan Romo Jo. Romo Jo meninggalkan banyak buku dan Romo Paul menganggap mungkin aku tertarik pada buku-buku itu. Kedua, ini kesempatan untuk kencan dengan Mommy Retha yang pas banget dilakukan di sela-sela kesibukan kami berdua. Waktu yang pas. Ketiga, yaaaa, perjalanan ke Hanura memang mengasyikkan dengan siapa pun orang yang menemaniku. Melihat pantai sekilas-sekilas, mencium aromanya dan rumah Romo Paul yang sejuk mah selalu menyenangkan.
Dan inilah yang kudapatkan setelah sejam lebih ngobrol berpindah-pindah dari ruang tamu, teras, halaman. Buku-buku Romo Jo sangat mirip dengan bacaanku, itu yang kusadari kemudian. Memang sebelum meninggalnya, aku pernah juga masuk kamar Romo Jo dan meminjam beberapa bukunya. Dan ketika melihat-lihat lagi buku-buku itu, aku setengah terharu mengenang Romo Jo Gourdon, si tua yang baik itu. Jadi rindu ngobrol lagi dengannya, termasuk mengingat satu surat pendek terakhirnya sebelum dia sakit parah. Surat pendek yang kubalas pendek juga, yang kemungkinan jawabanku mengecewakannya. Maafkan aku yang lemah ini, Romo Jo. Baik-baik di surga bersama Penciptamu ya.
Setumpuk buku kupilih. Apa koment Romo Paul? Mau tahu? "Wah, banyak juga yang kau sukai." Aku tertawa. Beberapa buku yang sudah kumiliki tak kuambil. Beberapa buku yang lain aku tak ambil demi prioritas, hehehe, malu hati juga kalau kemaruk, padahal memang sungguh aku harus akui kalau ditawari buku, aku akan mengambil seluruh buku yang ditawarkan itu. Dalam hati aku sih berharap masih boleh mengambil buku-buku lain sisanya yang Romo Paul tak mau membacanya lagi. Huhuhu...
Pulang dari Hanura beberapa saat setelah magrip, aku dan Mommy Retha masih membawa beberapa bonus, termasuk kain dan baju Vietnam, juga berkat melimpah serta harapan bertemu lagi secepatnya setelah Romo Paul pulang dari cutinya ke Perancis tiga bulan lagi. Dan sepanjang jalan, obrolan kami menjadi lebih hangat dengan segala hal yang terkait dengan relasi-relasi dengan para romo yang baik itu.
Nah, aku menunggu saat untuk mulai membacanya satu per satu. Huaaahhhhh.....
No comments:
Post a Comment