Delapan hari terakhir ini pikiranku didominasi oleh Albert, sulungku. Gegara tanggal 20 Mei 2019 lalu dia bersama dengan teman-teman satu genk melakukan perjalanan ke Jogja, Bandung dan Jakarta. Menggunakan mobil sewaan. Urunan. Huuu...
Aku seperti para ibu biasa, awalnya tak bisa memberi ijin begitu saja. Kepikiran bagaimana nanti di jalan, tidur di mana, makan apa dan sebagainya. Apalagi saat kutanya, dia nyaris tanpa persiapan selain 'rapat' berkali-kali di Jamil. Lha piye to? Nabung juga ndak. Usaha ini itu juga ndak.
Okeylah, akhirnya aku memberi ijin dengan syarat:"Kumpulkan semua nomor telepon temanmu yang akan pergi, plus nomor ortunya masing-masing." Setelah semua dia kirimkan ke aku dua hari kemudian, barulah aku memberikan ijin dengan iklas. Plus nasihat panjang lebar untuk dia, dan kawan-kawannya.
Walau sudah memberi ijin ya tetap saja kepikiran. Apalagi setiap wa ku tak terjawab, lama balesnya, telepon tak diangkat dan sebagainya. Rupanya mereka toh punya rencana-rencana. Tidur 3 hari di Jogja, di sebuah hostel murmer, lalu otw Bandung, dan kemudian nginep 2 hari di Jakarta.
Tadi sore, 28 Mei dia sampai lagi di rumah. Pertanyaan-pertanyaanku kutahan dalam pikiran dan hati, tapi tetep saja ada yang keluar, sungguh penasaran, kepo. Seperti berapa rupiah habisnya untuk seluruh perjalanan itu (aku diberi setumpuk kertas pembelian bensin, top up kartu tol, juga beberapa bon makan). Juga pertanyaan: "Kalian berantem ndak selama perjalanan?"
Lalu pertanyaan lain:"Dimana tempat yang paling menarik? Makanan apa yang paling enak? Apa yang didapatkan? Apa oleh-oleh untuk ibu?" Huaaa... banyak lagi pertanyaanku. Tapi sabar ya, ibu. Tak semua harus ditanyakan sekarang.
Pokoke aku lega dia sudah sampai rumah tak kurang dari suatu apa pun. Sehat, dan gembira. Semoga dia mendapatkan banyak pembelajaran selama perjalanan.
No comments:
Post a Comment