Tuesday, May 21, 2019

KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang Peringati Harkitnas 2019 dengan Bicara Gender


Maria Torra Pratiwi memaparkan hasil
pernas SGPP KWI
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2019, Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKPPMP) Keuskupan Tanjungkarang mengadakan diskusi internal dengan jaringan pemerhati gender lingkup Keuskupan Tanjungkarang, bertempat di Mister Geprek 3, Bandarlampung.

Tema yang diangkat dalam diskusi ini adalah Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Keluarga sebagai Citra Allah dihadiri oleh 20 orang dari berbagai kelompok dan kongregasi yang ada di sekitar Bandarlampung, Lampung Selatan dan Pringsewu. Diskusi diawali dengan pemaparan hasil pertemuan nasional penggiat gender dan pemberdayaan perempuan KWI yang sudah digelar bulan lalu oleh utusan dari Lampung, Maria Torra Pratiwi dari Margoagung.

Secara umum Torra menceritakan proses yang terjadi dalam pernas disertai dengan hasil-hasil yang didapat dalam pernas melalui diskusi kelompok, pleno, perjumpaan dengan narasumber maupun dengan peserta lain dari seluruh Indonesia. Dinyatakan bahwa masalah-masalah ketidakadilan gender masih saja terjadi dalam masyarakat Indonesia dan muncul dalam berbagai bentuk. Walau berbeda sesuai dengan situasi daerah masing-masing, ada kemiripan masalah yang muncul dari berbagai keuskupan yang hadir dalam pertemuan ini.

Sebagian peserta diskusi.
Sebagian yang muncul dalam rumusan hasil pernas, masalah-masalah itu adalah  masih banyak perempuan, anak-anak dan kelompok marjinal mengalami tindak kekerasan, menjadi korban perdagangan manusia, tidak mendapatkan akses pembangunan yang memadai, kesulitan mendapatkan pekerjaan, kehilangan akses pangan, gizi buruk, pernikahan dini, putus sekolah, dan sebagainya. Dalam pernas juga muncul aneka tantangan yang dihadapi oleh perempuan dan laki-laki dengan  perkembangan teknologi informasi yang pesat. Di satu sisi banyak kemajuan yang ditawarkan dengan adanya kemudahan-kemudahan komunikasi dan informasi menggunakan gadget/smartphone, namun di sisi lain juga menurunkan kualitas relasi antar pribadi dan menjadi pintu masuk masalah perselingkuhan, perceraian, pelecehan, pornografi, perdagangan manusia, dan sebagainya.

Melalui beberapa rekomendasi yang sudah disuarakan dalam pernas, diskusi selanjutnya yang dipandu oleh Yuli Nugrahani penanggungjawab KKPPMP Keuskupan Tanjungkarang memunculkan situasi khas yang ada di Lampung, termasuk geliat yang sudah dilakukan oleh kelompok-kelompok yang ada. Semuanya sepakat masih banyak PR yang harus dikerjakan untuk sampai pada keadilan dan kesetaraan gender.


Diskusi singkat ini akan dilanjutkan lagi dalam perjumpaan yang berikutnya dengan mendalami Surat Gembala KWI 2004 tentang Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki sebagai Citra Allah. Walau belum ada rencana konkrit, tawaran ini disikapi dengan positif oleh para peserta. 

No comments:

Post a Comment