tiga jam baru lewat setelah suaminya berpulang
air mata tiada henti menjadi cuci bagi muka berduka
saat kudekap tubuh perempuan janda itu, tiada jiwa dalam raganya
air matanya berpindah ke pipiku
mengalir asin di ujung bibirku,"Aku ikut berduka."
hanya bisik tanpa arti bagi perempuan janda berduka
dia berjalan lengang mengiring jenasah
tiga jam baru lewat setelah suaminya berpulang
(Selamat jalan, Alkad. Aku mengenangmu yang sangat muda bersemangat. Sejak lahir di Bengkulu Selatan 1 September 1976 dulu, hingga mati 31 Januari 2009 pukul 10.00 tadi, jiwamu adalah jiwa tenang pelayanan. Aku ingat betapa sedihmu ketika nasib teman-teman berada di luar kendalimu yang sudah berjuang sekuat asa. Betapa senangmu ketika kesempatan hadir untuk melatih dan mendidikmu. Bagimu itulah ibadahmu. Selamat jalan.)
No comments:
Post a Comment