Sunday, June 02, 2019

Bukan Catatan tentang Meninggalnya Ani Yudhoyono

Begitu tahu kabar duka, aku spontan melantunkan doa untuk arwah Bu Ani semoga kembali kepada PenciptaNya sebagai jiwa yang suci, diampuni segala dosanya dan menjadi satu dalam Keilahian. Doa itu masih terulang beberapa kalau aku ingat peristiwa duka itu.

Aku tak pernah berniat membuat catatan tentang meninggalnya Ibu Ani Yudhoyono karena aku menganggap doa-doa spontanku itu sudah cukup dan aku memang tak punya kedekatan apa pun tentang perempuan ini. Bahwa Bu Ani sangat populer ya iyalah, dia istri presiden pada suatu masa dan katanya mempunyai beberapa aktifitas positif bagi kemajuan bangsa. Aku tak terlalu paham soal itu karena aku memang tak tertarik mengulik kehidupannya sebagai anak Sarwo Edi maupun sebagai istri SBY.

Jadi kenapa nulis di blog tentang beliau? Tidak. Aku tidak bermaksud begitu. Hanya saja tiba-tiba aku memikirkan soal kematian. Dan peristiwa paling heboh terkait dengan kematian sekarang ini di Indonesia ya mau tidak mau mesti dikaitkan dengan Ani Yudhoyono. Lihat saja betapa banyak wartawan berlomba-lomba menuliskan hal-hal baik terkait dengan perempuan ini. Bahkan yang dulu mungkin pernah mencercanya, sekarang memuji-muji segala hal terkait beliau.

Begitulah kematian itu bisa membalik penilaian-penilaian. Seseorang tidak pernah tampak baik saat masih hidup. Dia dicela-cela, dikritik, diejek, tapi begitu meninggal, yang tampak kemudian adalah hal-hal baik yang ada padanya. Sejak dulu hal baik itu ada tapi tidak pernah ditonjolkan, tapi setelah mati, orang kayaknya takut bicara yang jelek-jelek tentang orang itu. Atau mungkin bukan takut, tapi berpikir ya apa gunanya lagi ngomong yang jelek wong sudah meninggal ini.

Aku jadi berpikir, seharusnya aku mulai melihat hal-hal baik saja dari orang-orang yang kukenal. Toh dampaknya akan lebih baik jika aku lakukan begitu daripada aku melihat hal-hal jelek yang nanti akan aku tutupi kalau orang itu mati. Tapi melakukan hal seperti itu tak mudah. Kalau orang itu masih ada, selalu ada alasan menjengkelkan untuk menampakkan keburukan-keburukan. Dan tak mungkin mendoakan semoga kematian segera hadir supaya semuanya berbalik. Ahhh, tidak boleh begitu.

2 comments:

  1. Orang lain itu adalah diri kita sendiri. Untuk menerima kejelekan dan kebohongan diri kita sendiri. Cenderung kita ga bisa apalagi ngomongin kebaikan orang lain.

    ReplyDelete