Wednesday, June 19, 2019

Puisi Yuli Nugrahani dalam Buku Negeri Para Penyair

Buku puisi Negeri Para Penyair diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung pada 2018 dan diluncurkan lewat Panggung Sastra Lampung, 15 Juni 2019 di Gedung DKL, Way Halim, Bandarlampung. Tiga puisiku muncul di sana yaitu Demam, Melekat pada Udara dan Sudah Terjadi. Kalau ingin membacanya, silakan hunting buku Negeri Para Penyair, pasti bisa didapatkan di Dewan Kesenian Lampung, Komite Sastra.

Satu puisiku dibaca oleh Ahmad Yulden Erwin pada saat Panggung Sastra Lampung, yang berjudul Sudah Terjadi. Sebenarnya aku sudah hampir lupa puisi ini, puisi yang kutulis pada akhir tahun 2017. Jadi aku senang mendengarnya dibaca. Wah. Aku selalu merasakan gelenyar bersemangat kalau mendengar puisiku dibaca oleh orang lain. 



SUDAH TERJADI


Yang tak pernah melewati jalan ini tak akan mengerti
sebuah luka berdarah di jari manis tangan kiri
juga selontar keluhan yang tak bisa dihapus
telah direbus oleh waktu menjadi masa lalu.

Bila kini kau melepas kasut dan duduk di trotoar
mempertimbangkan lagi nawaitu dari selirik lagu
kau terlambat satu babak dari larik memoar
yang telah dipahat dengan teliti pada nisan batu.

Lalu kata tanya menjadi serupa getah bawang.
Tanpa kau colokkan ke mata seorang gadis
membuat wajahnya mengembang dalam tangis.

Di situlah sebuah ayat terpaksa dimunculkan
dikulum hingga habis manisnya lalu menggembung
pecah menampar pipi, tanpa sadar jadi tontonan tragis.

Okt 2017

Aku beruntung bisa mendengarnya lagi, dan membuatku membaca lagi puisi ini. Aku tak akan menjelaskan apa-apa tentang puisi ini. Tapi aku ingin bertanya padamu. Menurutmu, tentang apakah puisi ini? Hehehe... silakan kirim komentarmu di bagian kolom komentar blog ini. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment