Tuesday, July 07, 2020

Sejuta Masker untuk Lampung (5): Kain-kain dari Berbagai Tempat

Sejak berjalan pada bulan Maret 2020, Gerakan Sejuta Masker untuk Lampung mendapatkan kiriman bahan-bahan dari banyak tempat. Agak susah menyebutnya satu per satu karena memang banyak nian. Misalnya bu Emmy yang satu lingkungan denganku mengirimkan 6 meter kain yang sedianya untuk baju seragam keluarganya. Tidak jadi baju, kain itu terpotong kecil-kecil dan menjelma menjadi masker-masker indah.

Pak Enggar lewat Rm. Greg memberikan berkarung-karung kain sisa atau perca beberapa kali. Kain-kain segala jenis itu sudah disortir di awal dan semuanya terpakai.

Bu Susan dan grupnya mengirimkan kain berkotak berkarung beberapa kali dari Jakarta. Beberapa diantaranya kain gulungan entah berapa meter pada tiap gulungnya itu.

Mbak Lusi juga mengirimkan kain cantik banyak meter. Bu Yudanto merelakan kain-kain sisa sprei sekaligus memotongnya. Pak Luke langsung sigap begitu aku mengeluh stok kain menipis. Mbak Rina, Bu Sartini, Suster2 CB, FSGM dan HK. Bu Eni yang baik hati. Beberapa nama yang tak mau disebut juga memberikan kain-kain. Banyak lagi yang ndak keinget saking banyaknya. 

Kain-kain cantik berbagai jenis itu tak boleh menumpuk di rumahku. Kalau pun tumpukan mulai banyak dan tidak ada permintaan dari relawan jahit, aku akan menawarkan ke komunitas-komunitas jahit itu. Juga jika ada stok karet atau benang. Hehehe, semuanya mengalirrr, terus mengalir. Tapi ya jangan membayangkan selalu ada stok berkarung-karung. Pernah terjadi sama sekali kain itu habis, tinggal beberapa kain yang tak bisa dijadikan masker karena kelewat tipis atau kelewat tebal. Pernah juga sih terpaksa kain tebal itu dijahit hanya satu lapis atau yang kelewat tipis dijahit juga tapi hanya untuk lapisan pemanis. Seringnya aku hunting di rak bajuku untuk melihat mana lagi yang bisa kugunting-gunting. Hehehe

Selain kain-kain perca atau sisa, ada juga kain-kain bekas. Biasanya kiriman baju yang koyak, yang tidak lagi bisa digunakan oleh pemiliknya tapi sebagian besar kainnya masih kuat dan warnanya tidak luntur akan aku ambili kancing dan resletingnya. Juga kupotong-potong dengan membuang bagian yang sudah aus, bagian ketiak dan krah baju, juga yang jahitannya bertumpuk-tumpuk. Kain-kain yang sudah bebas dari 'pengganggu' itu siap digunakan sebagai bahan masker. Dan ketika sudah jadi masker semuanya jadi cantik. 

Karena itulah para relawan cuci di tiga posko itu sangat berjasa. Dengan sabun cuci yang dikirim oleh Caritas Tanjungkarang sejak awal, masker-masker kain yang kami bagikan itu sudah siap pakai. Bersih, steril. Sudah melalui proses perendaman, pengucekan, pembilasan, penjemuran dan penyeterikaan yang disertai cinta yang besar. Hehehe...

No comments:

Post a Comment