Pak Enggar lewat Rm. Greg memberikan berkarung-karung kain sisa atau perca beberapa kali. Kain-kain segala jenis itu sudah disortir di awal dan semuanya terpakai.
Bu Susan dan grupnya mengirimkan kain berkotak berkarung beberapa kali dari Jakarta. Beberapa diantaranya kain gulungan entah berapa meter pada tiap gulungnya itu.
Mbak Lusi juga mengirimkan kain cantik banyak meter. Bu Yudanto merelakan kain-kain sisa sprei sekaligus memotongnya. Pak Luke langsung sigap begitu aku mengeluh stok kain menipis. Mbak Rina, Bu Sartini, Suster2 CB, FSGM dan HK. Bu Eni yang baik hati. Beberapa nama yang tak mau disebut juga memberikan kain-kain. Banyak lagi yang ndak keinget saking banyaknya.
Kain-kain cantik berbagai jenis itu tak boleh menumpuk di rumahku. Kalau pun tumpukan mulai banyak dan tidak ada permintaan dari relawan jahit, aku akan menawarkan ke komunitas-komunitas jahit itu. Juga jika ada stok karet atau benang. Hehehe, semuanya mengalirrr, terus mengalir. Tapi ya jangan membayangkan selalu ada stok berkarung-karung. Pernah terjadi sama sekali kain itu habis, tinggal beberapa kain yang tak bisa dijadikan masker karena kelewat tipis atau kelewat tebal. Pernah juga sih terpaksa kain tebal itu dijahit hanya satu lapis atau yang kelewat tipis dijahit juga tapi hanya untuk lapisan pemanis. Seringnya aku hunting di rak bajuku untuk melihat mana lagi yang bisa kugunting-gunting. Hehehe

Karena itulah para relawan cuci di tiga posko itu sangat berjasa. Dengan sabun cuci yang dikirim oleh Caritas Tanjungkarang sejak awal, masker-masker kain yang kami bagikan itu sudah siap pakai. Bersih, steril. Sudah melalui proses perendaman, pengucekan, pembilasan, penjemuran dan penyeterikaan yang disertai cinta yang besar. Hehehe...
No comments:
Post a Comment