Wednesday, July 01, 2020

Sejuta Masker untuk Lampung (4): Laporan Terkini 30 Juni 2020

Gerakan Sejuta Masker untuk Lampung terus berjalan sampai sekarang. Per 30 Juni 2020 total masker yang disebarkan adalah 62.085 masker dengan aneka bentuk dan jenis kain. Dari sejumlah itu sebagian besar tersebar di Kota Bandarlampung, yaitu 37,49%, atau setara ... masker. Sisanya tersebar di semua kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Lampung.

Kalau dalam diagram ditulis penyebaran ke mitra jaringan atau paroki dalam jumlah yang besar, sasaran utamanya tetap orang-orang yang tak mampu akses masker dan rentan. Mitra jaringan dan paroki ini sangat membantu penyebaran masker yang lebih luas dalam tingkat resiko yang rendah. Yang saya maksud resiko adalah penyebaran secara ngawur ke sasaran yang tidak tepat, tidak dikenali dan sebagainya. Sangat mungkin dua bagian ini sebenarnya juga menyasar kelompok-kelompok lain seperti dalam irisan diagram tapi saya tak mampu mendeteksi karena memang tidak meminta laporan detail. Foto-foto saja yang saya minta sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Saya sebenarnya ingin juga mendata jumlah para relawan jahit, tapi ini agak sulit. Catatanku tentang nama-nama relawan jahit sama sekali tidak valid. Juga bentuk-bentuk donasi yang memberi support untuk gerakan ini seperti kain, benang, karet dan mesin jahit. Sangat banyak yang terlibat.

Masuk bulan Juni ini, gerak agak lambat. Pertama karena stok bahan menipis. Baju-baju tua yang dikirimkan kepada kami menjadi sangat berguna. Saya mengambil kancing-kancing dan selerekan yang masih bisa digunakan. Juga membuang bagian-bagian baju yang sudah koyak atau rapuh, maka traddaaaa.... kain pun siap untuk dijahit menjadi masker. Beberapa kiriman bahan layak pakai juga tak bisa dijadikan masker karena terlalu tebal atau tipis. Sedangkan sprei, selimut dan handuk yang juga dikirimkan ke kami, tak mungkin kami ubah menjadi masker. Barang-barang itu sangat berguna untuk korban banjir di Bandarlampung. Kota ini sekarang menjadi langgaran banjir walau hanya hujan sebentar saja. Dan yang terjadi banjir parah.

Kedua, karena para relawan jahit sudah berkurang. Beberapa di antaranya mungkin sudah bosan atau capai, dan yang lain harus mulai akrobat dengan dampak ekonomi yang sudah terasa berat. Harus mulai kerja juga karena masuk era new normal.

Dari awal saya selalu berharap virus ini segera bisa dikendalikan. Tidak mungkin hilang 100% tapi kalau dipahami, diterima dan diakui, kita semua bisa bersama-sama mengendalikannya dan juga dampaknya. Ayolah, jangan abai. 

No comments:

Post a Comment