Wednesday, July 25, 2012

Ariel yang Manusia

Ariel
Sebenarnya gak ngefans sama Ariel, dan gak kepikiran tentang dia bahkan ketika hiruk pikuk diberitakan ditangkap, diadili, dihukum. Bahwa pernah bahkan sampai sekarang masih menikmati lagu-lagunya bersama Peterpan, ya! Pernah suka melihat dia menyanyi tanpa baju, ya! Hehehe, lagian dia seksi banget waktu itu. Lupa, waktu lagu mana ya dia nyanyi tanpa baju? Keren dan patut dikagumi otot-otot dada dan lengannya yang langsing berisi.
Jadi, dari dulu sampai sekarang ya biasa saja kalau mendengar nama Ariel atau Nazril Irham disebut media atau rombongan orang muda tua ibu bapak. Mau dipuji atau dihujat habis ya biasa saja. Tetep mendengarkan lagunya, tetep nyebik gak komentar, ... Lha mau apa? Dia laki-laki dewasa asal Pangkalan Brandan yang sudah dewasa. Seperti laki-laki kelahiran manapun yang dewasa. Tahun ini umurnya sudah 31 tahun. Di usia itu suamiku sudah punya 1 anak dan aku tahu ritme hidupnya sebagai laki-laki. Ya sama seperti itulah. Ariel pasti juga punya ritme hidup sebagai laki-laki. Dia duda, punya anak, dan punya hasrat-hasrat manusiawi. Bahwa dia tak sadar melakukan ini itu sehingga mendapatkan pembelajaran hidup yang begitu besar dan berharga, ya, dia yang akan eh sudah lalui resiko atau dampaknya. Dia hanya tak sadar dalam satu waktu. Hanya itu. Dan dia dapat 'sekolah'nya. Soal lulus atau tidak pun urusan Ariel sendiri. Hehehe...memang aku tak punya hubungan apapun dengannya kok. Kenal aja kagak. Kalau dia anakku, ya mungkin lain. Atau dia salah satu sahabatku, wah pasti jeweran akan kulakukan. Bahkan akan kuketok kepalanya pake batu, di awal-awal, sebelum kemudian, ...hmmm ya, sahabat atau anak kudu tetep dipeluk cium. Apapun yang mereka lakukan.
Ah, soal kelakuan mah sama juga seperti aku. Malah aku tak sadar berkali-kali. Aku terlalu memaklumi diriku sebagai manusia terbatas. Ya, sedikit selingkuh tak apa-apa, kan manusia. Ya, sedikit korupsi tak apa-apa, kan manusia. Ya, nyakiti orang lain dikit tak apa-apa, kan manusia. Ya, salah dikit-dikit, tak apa-apa. Sering-sering salah ya tak apa-apa... Terlalu maklum. Harusnya aku lebih keras dikit pada diriku dan tak kompromi untuk hal-hal tertentu. Dan kadang-kadang bisa tuh. Tapi mungkin jatuh itu nikmat! Hahh!!! Susahnya jadi manusia. Susahnya punya pikiran. Susahnya punya hati. Hmmm....

2 comments:

  1. penulisan yang bagus, tanpa beban.jelas sekali kedewasaa karya.
    jadi minder aku.

    mbak, kemarin aku menemui abah Wahab
    nah, bisakah aku minta alamat email mbak. ntar aku send nomor beliau.

    ReplyDelete
  2. thanks. sip, aku menunggu. ini dia emailku : yulinugrahani@yahoo.com. kita diskusi lebih lanjut.

    ReplyDelete