Tuesday, July 10, 2012

Perjalanan ke Taiwan (5) Transportasi Umum yang Bikin Iri

Jalan kaki aman di sekitaran Taipei.
Menggunakan transportasi umum di Taiwan membuatku iri. Soal jalan kaki, naik motor (kebanyakan di sana skuter motor matic), kendaraan pribadi sudah aku lakukan sepanjang hari pertama hingga pertemuan berakhir. Jalan kaki sangat nyaman, tidak kuatir saat menyeberang karena banyak rambu dan lampu yang membantu. Naik motor pun sama nyamannya. Yang paling kecil paling dihormati, itu yang terasa.
Yang harus dicoba adalah kendaraan umum. Sr. Rosa, Rm. Adi dan Rm. Murji rela hati menemaniku untuk perjalanan ini dari Hsinchu ke Taipei dan keliling Taipei!
Mesin tiket di main station Taipei.
Denah toilet .
Pertama naik kereta api. Sangat nyaman walau konon katanya sangat lambat. Dari Hsinchu ke Taipei memakan waktu sekitar 1 jam. Ah, tidak lambat. Apalagi tidak ada yang namanya telat datang telat berangkat. Semua tepat waktu. Dan bersih. Lalu MRT menjadi alat transport praktis super cepat. Tidak boleh makan dan minum bahkan di stasiun MRT sehingga semua rapi bersih. Bahkan ketika melongok toiletnya. Hmmm, luar biasa. Ada denah petunjuk otomatis di luarnya untuk menunjukkan apakah ada ruang yang kosong atau tidak dan di sebelah mana.
Koin tiket bisa didapat dari mesin-mesin dengan peta petunjuk yang mudah. Terlihat juga harga berapa yang harus dimasukkan. Kalaupun tidak punya uang pas jangan kuatir, pasti keluar kembaliannya bersama dengan koin itu. Kedua, naik bis. Untuk jarak pendek di Taipei sekali kami gunakan jasa angkutan ini. Tepat waktu, teratur dan tanpa kenek yang berteriak. Ongkos tinggal dimasukkan saja di kotak sebelah sopir. Atau jika menggunakan kartu langganan, ya tingga ditempel di mesinnya. (kartu ini biasa dipakai untuk transportasi dan pembelian. seperti kartu pulsa prabayar, praktis dan murah.)
Bagian dalam taksi, dan terlihat bis di luar.
Dan ketiga, untuk perjalanan ke bandara pada hari kepulangannku aku pakai taksi. Praktis tidak bisa bicara dengan sopirnya. Dia pake mandarin, aku pake English. Dan sama-sama tidak mengerti bahasa satu sama lain. Hehehe. Cuma di bagian terakhir aku paham ketika dia mengucap : "Xie xie." Terimakasih. Karena aku tambahkan beberapa puluh NT di ongkos yang seharusnya dia terima.

3 comments:

  1. Yul.... pengalamanmu adalah sekolah yang sangat berharga. BErharap apa yang kamu lihat bisa menjadi pemicu semangat untuk memperjuangkan kebijakan publik yang menata dan memanusiakan hidup bersama umat manusia

    ReplyDelete
  2. Terimakasih, rm. Parno. Baru bisa kutuliskan, pun hanya sebagian kecilnya. Aku berharap bisa berperan lebih.

    ReplyDelete
  3. Mba ini keren betul,aku pun akan menyusulmu, tapi entah kapan, ehehe..:P

    ReplyDelete