Thursday, July 12, 2012

Perjalanan ke Taiwan (7) Terakhir tapi Bukan yang Terakhir

Okey, ya. Ini postingan terakhir khusus tentang perjalanan ke Taiwan. Detail-detailnya pasti akan muncul lagi kapan-kapan, tapi aku selak ingin menulis tentang yang lain. Dan aku harus menyiapkan perjalanan-perjalanan lain. Jadi untuk Taiwan, sementara ini cukup. Ini yang terakhir, tapi bukan yang terakhir. Hehehe...bingunglah.
Jadi, apa yang belum aku ceritakan? Wait a minute.
Nah, ingatan pertama, kunjungan ke CM Taiwan, yang di Taipei. Tak sangka ketemu akhirnya ketemu juga dengan Rm. Kusno. Dia menjemput di Shihlin Station, dengan kaca mata hitam. "Sudah dua jam aku menunggu!" Ha, pasti bohong, tapi betul romo, terimakasih, thank you, xie xie! Berkat romo aku bisa menikmati Taipei lengkap dengan segala halnya. Malah disangoni pula. Aduh, setua ini masih juga aku nunut nebeng numpang. Hehehe, memang hobinya mengikuti penyelenggaraan ilahi, ndak boleh bawa keping emas perak dan segala logistik. Hanya seransel bawaan yang minimalis. Terimakasih juga untuk CM, yang masih boleh terus kuanggap sebagai 'bapak' dan sahabat. Nah, ya juga ketemu Rm. Budi (urusan denganku selalu soal tumpangan ya, romo? hehehe, dulu di Nanga Pinoh, sekarang di Taipei. wih.), Rm. Susilo ketemu di jalanan hanya sempat jabat tangan, lalu Rm. Murji yang menemaniku jalan-jalan. Thank a lot.
Yellow rice and spicy chicken.
Kedua, aku janji untuk cerita soal makanan. Ini sebenarnya cerita panjang bagiku yang memang hobi makan. Tapi aku menahan diri ah. Aku lagi diet gara-gara masalah di perut, jadi gak usah cerita banyak. Nanti malah pengin makan yang tidak-tidak. Salah satu makanan yang sempat kufoto adalah nasi kuning dengan lauk pauk istimewa di kediaman Bp Hung. Ini santapan istimewa yang sangat lezat dan serasa gak pergi kemana-mana, hanya di Cirebon situ aja. Hehehe. Tapi rasanya memang istimewa.
Lalu makanan-makanan Taiwan lain yang  aku makan selama di sana, aku lihat dimasak cepat, model osengan atau tumis dengan lemak yang cukup banyak, maka tentu saja gurih.
Beberapa jajanan juga menarik. Salah satu yang aku bawa juga untuk oleh-oleh anak-anak adalah sun cake. Aku bilang ini seperti bakpia, tapi dengan isi keju bercampur krim rasa gurih manis.
Nah, yang menarik adalah makanan seperti lemper, bentuknya segitiga yang aku ambil di 7-eleven Hsinchu Station. Dari ketan, dengan isi daging, dibungkus nori yang renyah. Paduan gurih dan rasa laut. Hmmm, delicious. Makanan lain seperti makanan Vietnam, Thai, Itali dan Jepang sempat kusantap juga di beberapa kesempatan kunjungan, rapat maupun jalan-jalan.
Ketiga, saat perjalanan pulang aku merasa di puncak energi. Tidak seperti saat berangkat aku sangat capek, saat perjalanan pulang aku sangat segar. Menunggu di Touyuan airport aku melihat rombongan-rombongan yang bermacam-macam. Rombongan orang-orang terlihat sebagai rombongan tour, dengan melihat benderanya. Juga rombongan dinas, ini terlihat dalam gerombolan dengan pin tertentu. Lalu rombongan TKI yang akan mudik. Ini terlihat juga. Bahasa Jawa terdengar kental antara mereka, dan selain antusias gembira kelihatan wajah cemas melekat pada mereka. Bayangin, tanpa paspor dan tiket mereka menunggu di bandara. Lalu setelah agensi datang memanggil mereka berdasar paspor, baru mereka dapat kepastian berangkat pakai apa dan jam berapa.
"Aku rung sempet sarapan. Mangkat ket subuh maeng," ujar salah seorang dari mereka sambil ngedumel.
Makan siang yang disediakan Garuda.
Aku yang jelas sendirian, pun ditowel seorang, yang pasti agensi, sambil menunjuk sebuah paspor. Aku sudah geleng-geleng, dia masih ngotot dengan ngomong mandarin yang aku gak ngerti. Aku mesti menegaskan bahwa aku bukan orang yang dimaksud itu, baru dia pergi. Dikiranya aku salah satu anggota di bawah agensinya. Ya, aku cukup maklum.
Di pesawat pun aku sudah berniat menikmati perjalanan. Dengan Garuda, berangkat 09.20, Boeing 737-800 NG sangat nyaman. Fasilitas musik, film dll yang bisa kupilih untukku sendiri, dan makan siangnya enak. Aku makan ludes semuanya.
Nah, di Soetta aku mesti cari bus shuttle untuk mencapai terminal 2B tempat aku akan naik Lion. Menunggu di sini sekitar 5 jam, tapi aku tidak merasa bosan. Aku senang bisa kembali ke Indonesia. Dan apapun, aku selalu rindu rumah, tempat aku bisa tidur dengan pulas bersama suami dan anak-anakku.
I miss u all. Walau jelas aku  akan melakukan perjalanan lain ke manapun tak terhingga, aku akan tetap rindu kalian, rumah dan hatiku. ***

No comments:

Post a Comment