|
Chiang Kai-shek dan istrinya |
Kesempatan ke Taiwan (23 - 28 Juni 2012) tak kusia-siakan. Pada hari terakhir di negara itu, aku berkunjung ke Taipei, sekitar 1,5 jam perjalanan dengan kereta api dari Hsinchu, tempat pertemuan yang aku hadiri sebagai utusan KKPPMP-KWI (tentang pertemuan ini aku akan tulis terpisah). Pagi-pagi 27 Juni aku siap untuk jadi backpacker, dijemput Rm. Adi, SCJ., dengan motor skuternya ke stasiun Hsinchu. Dari sana bertemu Sr. Rosa, RVM., kami menuju Taipei Main Station dan oper MRT menuju Shillin Station. Rumah mantan presiden pertama Taiwan dekat dengan stasiun ini. Jalan kaki sekitar 10 menit sudah sampai. Keluar dari stasiun, ke sebelah kiri, jalan lurus saja akan ketemu pojokan taman rumah kepresidenan berpuluh tahun silam. Taman yang luar biasa. Itu kesan pertama sebelum sampai ke rumah 'sederhana' Chiang Kai-shek dan Soong May-ling, istirnya. Berbagai pohon dan bunga (hmmm, akan aku ceritakan nanti khusus tentang taman ini. luar biasa indah.) tumbuh terawat. Tentu tujuanku bertamu pada tuan dan nyonya rumah itu (masuk taman gratis, tapi masuk rumah harus membayar 200 NT), jadi aku telusuri seluruh ruangnya.
|
Di halaman rumah presiden pertama Taiwan. |
Bentuk rumah sederhana. Tapi bagian dalamnya terasa sekali warna Chiang Kai-shek dan istrinya. Lukisan, buku, perabot yang minimalis, dan...merah marun. Itu yang dominan. Dan aku sedang pakai kaos serupa itu, jadi Soong May-ling pasti menerimaku dengan lebih ramah. Mulai dari ruang tunggu, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang baca, ruang tidur, dll, terjelajahi. Sayang tidak boleh memotret bagian dalam rumah. Tapi aku sangat puas senang melihatnya.
Jalan siang itu dilanjutkan ke Chiang Kai-shek Memoriam Hall, dekat stasiun... (apa ya, kok aku lupa) setelah makan nasi goreng di Italian Resto. Ditemani Grace (orang setempat yang belum pernah ke tempat itu! Hehehe, aneh.) dan Rm. Murji, CM., kami menjelajahi musim kenangan tentang Chiang Kai-shek. Sangat luas. Cukup membuat gempor kaki.
|
Chiang Kai-shek Memoriam Hall |
Segala macam benda peninggalan Chiang Kai-shek ada di sini. Foto perkawinan, pin, baju, senjata, mobil, patung, alat tulis, ...apa aja. Bahkan kaos kaki, dasi, apa saja deh. Jelas terawat rapi.
Dua tempat itu melengkapi jawaban atas beberapa pertanyaanku tentang tokoh ini. Yang terus terang tak kuketahui sejimpitpun sebelumnya. Hehehe...sekarang pun belum tahu apa-apa. Coba lihat, aku bisa bercerita apa tentang mereka nanti, di tulisan berikut.
Usai dari tempat ini, kami jalan kaki ke 101 Building, gedung yang paling tinggi di Taiwan. Lebih dari 500 m menjulang dan membuatku mual saat naik lift untuk menuju puncaknya. Okey, ini pengantar dari kisahku selama 5 hari di Taiwan. Ingatkan aku jika tak kunjung kutulis juga detailnya ya...
No comments:
Post a Comment