Thursday, July 05, 2012

Perjalanan ke Taiwan (3) BMI di Berbagai Shelter

Hari kedua di Taiwan diisi dengan mengunjungi beberapa shelter untuk buruh migrant yang ada di Zhongli dan Hsinchu. Pertama di Hope Worker's Center di Zhongli. Ada puluhan orang dari berbagai negara ditampung karena berbagai kasus, dan mayoritasnya adalah dari Indonesia! Kedua dari Philipina dan kemudian negara-negara lain.
"Di sini ada hantunya, mbak."
Ujar salah seorang gadis, yang tahu aku dari Indonesia dan langsung menghambur padaku bersama dengan 4 gadis lain. Aku tidak terlalu paham, tapi kemudian mereka menceritakan mereka diterima baik di tempat itu. Makan, tidur, air mandi hangat dan dingin, dan didampingi kasusnya.
"Aku melarikan diri dari majikan. Katanya aku akan kerja di pabrik, tak tahunya disuruh jadi kuli. Iya, ngangkat barang-barang berat, bersama puluhan orang laki-laki. Panas, gak ada istirahat. Aku gak kuat, mbak. Agensi bukannya membela saya, tapi malah berpihak ke majikan. Sekarang mama (pemimpin harian shelter) akan membantu mendapatkan pekerjaan lain. Moga segera dapat dengan majikan yang baik," ungkapnya.
Anton, salah satu BMI yang ok.

Ohya, usai ikut misa bersama buruh migrant dari Philipina seorang cowok menghampiriku. Rupanya dia Anton dari Sribawono, yang dulu pernah ikut salah satu pelatihan atau sosialisasi yang pernah aku lakukan di Lampung. Dia terlihat ok dengan pekerjaannya di sebuah pabrik di Taiwan dari 1,5 tahun lalu. Tentu saja aku gembira bisa melihatnya. 



Kedua adalah shelter Vietnam, masih di Zhongli. Beberapa puluh buruh migrant dari Vietnam, namun terselip diantara mereka 3 gadis dari Indonesia! Wah.
"Iya, kami dibantu di rumah ini. Dan mereka menerima kami," ungkap mereka. Terlihat 3 gadis ini lebih berpengalaman, sudah pernah bekerja di Taiwan, dan pernah masuk penjara Taiwan karena melarikan diri. Dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, aku mereka ketika ditanya asalnya. Mereka pernah bekerja di restoran, salon maupun rumah tangga. Kelihatan lebih percaya diri dan cuek.
Makan siang di shelter Vietnam.
"Kami tidak mau pulang Indonesia. Kami akan cari pekerjaan lain. Di shelter ini kami sungguh-sungguh dihargai. Kalau di Indonesia, mau apa?" ungkap salah satu dari mereka.
Ketiga adalah migrant and imigrant servise center punya diocese of Hsinchu. Puluhan laki-laki dan perempuan dari berbagai negara terkumpul di sini. Dan lagi-lagi, mayoritas dari Indonesia! Uppss. Sulit bernafas rasanya. Apalagi kalau denger cerita mereka yang ngenes. Ya, tentu saja mereka yang datang ke shelter ini adalah para migrant yang bermasalah. Yang di luar sana? Berharap mereka baik-baik saja, tapi siapa yang bisa mendeteksi? Siapa yang melindungi?

No comments:

Post a Comment