Di Bandara Soekarno Hatta harus nunggu lamaaa...hingga 23.30. Aku terduduk di ruang tunggu dengan bingung. Gak mau bergerak, gak mau omong. Dan untungnya gak harus bergerak, dan gak harus ngomong. Aku coba menambah energi dengan makan roti pemberian Garuda dan membeli minuman.
Jam 19.00 lebih baru aku beranjak untuk dapat boarding pass, melewati imigrasi dengan sebal. Si mbak melihatku agak lama. Ya, aku pake kaos merah, ransel, dan tas kecil. Tak ada yang masuk bagasi. Kucel dan mata ngantuk, pasti.
"Kemana?"
"Taipei."
"Urusan apa?"
"For meeting."
Hah, pasti dia mengiraku salah satu orang yang akan jadi imigran gelap di Taiwan dengan memanfaatkan passpor turis. Dia tanpa senyum dan aku cemberut.
Aku kira memang aku harus menyegarkan diri. Jadi aku ke toilet, cuci muka kuguyur habis. Bedakan dan aku oles lips oil. Sisir rambut, kuncir, dan ah...cukup segar. SMS banyak orang, bilang Ai lop yu ke siapa saja, buka laptob, hingga saat keberangkatan. Niatnya 5,5 jam di udara akan tidur. Tapi tidak bisa!!! Sering ada guncangan dalam penerbangan, dan aku terlalu capek untuk tidur dengan posisi duduk.
Tak terasa sudah pagi, waktunya breakfast. Nasi, kare ayam, dan tambahan-tambahan lain. Tapi gak nafsu makan. Jadi aku biarkan pramugari mengambil lagi sisa makanan yang masih banyak.
Untung saat mendarat cuaca bagus, dan Rm. Loloy sudah manis menunggu di lobby Tauyuan Airport, bersama temannya sesama pastur dari Philipina yang berkarya di Taiwan.
"Hi, nice to see you again, Yuli. How about..." Bla, bla, bla basa basi berlanjut hingga di mobil.
Nah, sekitar 1 jam bermobil, kami tiba di Hsiang Shan Pastoral Center, Hsinchu. Rm. Loloy cukup tanggap bahwa aku capek, maka diberinya kunci kamar, diantar hingga pintu. Thanks, fr.
Aku mandi kilat dan tidur, sangat-sangat lama. Tidur pulas.Terbangun pada pukul 15.00 waktu setempat. Satu jam lebih cepat dari Indonesia bagian barat.
No comments:
Post a Comment