Beberapa kali aku ngikuti acara ILK di Trans7 gara-gara di rumah ada penggemar berat Cak Lontong (hehehe...). Spesifik aja aku pun ingin menuliskan tentang logika oon ala Cak Lontong ini. Sebagai contoh episode hari ini (Jumat, 4 - 4 - 14), yang mengambil tema Taman Menghilang, Mall Berkembang.
Ini tema yang serius, tak ada yang bisa menyanggahnya, iya kan? Nah, apa komentar Cak Lontong?
"Pertama harus ditandaskan bahwa taman kota harus berada di kota."
Tentu saja yang menjadi pemandu acara sok nyolot. Karena kan memang harus lucu. Dan nyolot-nyolotnya itu yang ditawarkan sebagai kelucuan ILK (moga gak berlanjut di kehidupan sehari-hari deh). Cak Lontong melanjutkan.
"Iya kan? Kalau tidak di kota, namanya bukan taman kota. Jadi apa yang salah?"
Nah ya tidak ada yang salah kan? Logikanya betul. Tapi oon. Itu masih berlanjut.
"Dan saya peringatkan, jangan sekali-kali membuat taman kota Jakarta di tepi sungai Musi. Kalau dibuatnya di tepi sungai musi, itu tidak bisa disebut lagi sebagai taman kota Jakarta tapi taman kota Palembang."
Hehehe... jadi nangkep kan logis oon ala Cak Lontong? Nah itu juga yang terjadi pada banyak 'iklan' partai untuk Pemilu sekarang ini. Persis. Logis tapi oon. Mau disebutin contohnya? Aih, aku tak mau membeberkan hal-hal yang sudah terbeber. Lihat saja sendiri bagaimana logika oon itu dipelihara demi kepentingan pribadi dan kelompok. Ah, moga-moga virus Cak Lontong ini tidak menyebar luas di dunia selain hiburan. Kacau.
No comments:
Post a Comment