dia biasanya menyambutku hangat
memberiku kalungan bunga
mengurapiku dengan embun
mendupaiku dengan kabut
hari ini dia menahanku di pintu
menarik mata dalam lesak kantuk
dirantainya aku dengan tubuhnya yang tambun
disodorkannya mimpi setengah jadi
hai, lepaskan aku!
malam sudah lewat
tidakkah uap kopi memendarkan malasmu?
ayolah!
aku ingin melihat tarianmu
aku harus bergerak hari ini.
No comments:
Post a Comment