Wednesday, April 15, 2009

Melayat

Ketika pagi datang dengan sebuah kabar duka, aku menanggapinya biasa saja.
"Pak Supri meninggal."
Guru SD yang tidak aku kenal itu meninggal. Imbasnya adalah anak-anak libur sekolah karena pasti semua guru di sekolah itu melayat. Maka satu tugasku untuk mengantar anak-anak ke sekolah akan terlewatkan.
Tiba di kantor tepat ketika Radio Suara Wajar menyiarkan berita duka itu. Aku ditanya oleh Pak Jaka hanya menjawab :"Gak kenal, Pak. Tapi dia guru di SD tempat anak-anak."
Dan aku nyelonong ke ruangan, membuka komputer. Berita duka itu muncul lagi di email dengan catatan lebih detail. "Telah meninggal Pak Agustinus Supriyanto, suami dari Bu Erni WKRI." Aku menyambar telepon kantor, menelepon Putri untuk memastikan dan ternyata memang benar. Pak Supri tidak sakit sama sekali, bahkan kemarin pun masih main badminton sebelum meninggal. Misteri kematian.
Ya, tentu saja aku kenal Bu Erni, ketua WKRI Daerah Lampung. Berapa kali aku pernah merepotkannya. Berapa kali pula aku pernah mengobrol dengannya. Dan banyak kali aku bersentuhan dengannya.
Maka aku geret Bejo untuk mengantar melayat, dan ikut berdesak-desakan dengan ratusan orang di rumah duka itu. Berdoa untuk Pak Supri, memeluk dan mencium Bu Erni.
"Aku turut dalam doa, Ibu." Bisikku pada wajah sembab itu dan kemudian langsung kembali ke kantor.
Ini berita duka yang kedua dalam minggu ini. Yang pertama Sr. Stefani, FSGM yang meninggal Jumat lalu. Lalu kedua Pak Supri hari Selasa malam. Mereka berada di yayasan yang sama. Kata seseorang kalau orang meninggal pada hari Jumat atau Selasa, mereka pasti akan ajak orang lain. Aku tidak percaya, dan sekarang ini, mungkinkah kebetulan?

3 comments:

  1. Baru saja ada yang ngobrol ngrasani Pak Supri waktu melayat Sr. Stefani. Beliau bilang ke tiga teman yang duduk sebaris, para guru, sambil bertanya,"Ayo siapa yang diajak nanti sama Sr. Stefani. Ini, ini atau ini." Sambil menunjuk ke teman-teman itu. Kemarin ketika melayat Pak Supri, mereka bertiga mengobrolkan hal itu dengan sendu. Kok bisa ya.

    ReplyDelete
  2. Wah horor ni...
    Kalau yang menyusul ptu orang pasti sudah mencapai tahap "BAIK" Good People...

    Kalau aku yang menyusul kayak mana Mbak?

    ReplyDelete
  3. Berarti kamu good people juga. Jangan kuatir, aku pasti melayat juga. Tapi beresin dulu tulisan untuk Nuntius, pertemuan penulis Nuntius, kerjaan di SW, skripsi, urusan percintaan gak normalmu, dll.dll...

    ReplyDelete