Friday, August 31, 2012

Gunung Betung 4 : PR bagi Semesta

G. Betung, warisan bagi Albert dan Bernard serta anak cucu mereka.
Gunung Betung hanyalah salah satu dari kekayaan semesta yang sudah diberikan cuma-cuma oleh Pencipta bagi manusia. Bukan hanya satu manusia, tapi seluruh manusia. Ada beberapa catatan yang mesti diperhatikan untuk kelangsungan abadinya warisan ini.
1. Alam selalu berkaitan antara manusia, tumbuhan, binatang dan segala semesta. Menyapa mereka merupakan bagian paling awal dan remeh yang dapat dilakukan. Gunung Betung punya itu semua untuk disapa, mulai dari desa-desa yang dilewati di bawah hingga sampai puncak. Dan masyarakat sekitar gunung selalu merupakan orang paling ramah sedunia. Senyumku selalu terbalas.
2.  Gunung Betung punya kekayaan material yang luar biasa. Bebatuan, air berkualitas dan tanah yang subur. Semuanya mesti dijaga dalam keseimbangan aslinya. Air tidak berlimpah. Ini peringatan. Aku tidak tahu dulunya bagaimana, tapi air terjun pun hanya diisi oleh gemercik air, bukan gemuruh air yang tercurah. Jika tidak diperhatikan, air bisa habis juga.
3. Gunung Betung termasuk gunung yang cukup populer di Lampung di antara muda atau pecinta alam. Selain dekat dengan kota, gunung ini mudah terjangkau dan tidak terlalu tinggi. Banyak orang datang, boleh dan sah, tapi jangan menggunakannya secara salah. Maksiat, mabuk, mentang-mentang, dan merusak jangan pernah ditolelir.
4. Gunung Betung masih menyimpan kekayaan hewani yang luar biasa. Beruk atau si amang, burung elang rangkong dll, babi hutan, tupai, dsb, masih bisa ditemui. Aku belum punya prinsip soal berburu, tapi kebijaksanaan manusiawi mutlak digunakan supaya keseimbangan ekosistem ini terjaga. Yang wabah boleh diburu, yang langka jangan. Sementara itu saja, moga dapat pencerahan di proses hidup mendatang. Di air aku tidak menemukan ikan karena sungai sangat kecil beriak. Anak-anak menemukan kecebong ukuran raksasa, sejempol-jempol, tapi belum melihat kataknya. Mestinya ada karena lamat-lamat suaranya ada.
Teks kode etik di gubuk Mbah.
5. Pepohonan di Gunung Betung masih diwarnai pohon-pohon kayu besar. Namun sebagian besar juga berbentuk perdu semacam rotan, salak-salakan, dll. Masyarakat sekitar terlihat mencari ranting cabang untuk kayu bakar. Moga tidak merambah yang lebih besar. Perkebunan karet dan kopi di kaki gunung menjadi penyokong hijaunya hutan ini juga.

Bagusnya, gubuk Mbah Sum terpasang teks Kode Etik Pencinta Alam Indonesia di terasnya. Lihat kembali apa isinya!


Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa
Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :
  1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
  3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
  4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
  5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
  6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
  7. Selesai
Disyahkan bersama dalam Gladian Nasional ke-4
Ujung Pandang, 1974

(Akhir, akan berlanjut ke pendakian selanjutnya. Cerita lain yang teringat kemudian akan ditulis menyusul.) 

2 comments:

  1. jangan bunuh sesuatu kecuali waktu
    jangan ambil sesuatu kecuali gambar/foto
    jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak (pipis juga boleh)

    ReplyDelete