Thursday, August 09, 2012

Menjadi Artis seperti Agnes Monica


Sekali-sekali aku pernah mimpi untuk menjadi artis. Tentu saja enak membayangkannya. Terkenal. Mau senyum atau nungging disorot media. Bisa dijual senyuman atau tunggingannya. Tentu saja aku pilih-pilih jika jadi artis akan menjadi artis yang mana. Dan pilihanku : Agnes Monica. Gadis kelahiran Jakarta 1 Juli 1986 itu berpaut belasan tahun lebih muda dariku. Tapi aku menyukainya. Lihat cara dia tampil di depan umum. Menarik. Wajahnya, badannya, gerakannya, bajunya, gaya rambutnya, dll. Kadang kontroversial. Tidak lazim, nyleneh, berani. Tapi gak mbosenin dalam kaca mataku.
Yang terlihat seperti itu. Dan dia punya citra kerja keras. Itu bisa terlihat dari otot-otot tubuhnya dan cara bicaranya. Sekali lagi, yang terlihat! Dan aku tentu saja tidak bisa melihatnya sepanjang waktu. Aku gak tahu pas dia tidur, mandi, jatuh cinta, patah hati, berbuat salah, marah, sedih, dsb.
Dan tentu saja jadi artis harus siap dengan citra. Orang akan melahap citra itu lewat media. Habis-habisan.
Jika aku sekali-sekali mimpi menjadi artis, maka aku juga sekali-sekali berlatih untuk memakai citra. Orang banyak akan melihat citraku itu. Mereka tidak melihatku saat aku sedang tidur, mandi, berbuat salah, marah, atau sedih. Dan penilaian hanya berdasarkan citra adalah kesalahan besar. Ada banyak hal tak kelihatan di balik citra.
Lalu, bagaimana jika para aktor negara memakai citra dalam bertindak? Harus! Harus ada citra karena kita gak lihat yang tidak kelihatan. Yang harus diingat, mereka ini bukan artis. Maka citra yang harus mereka tampilkan juga bukan citra keartisan. Tapi citra aktor ( = pelaku, bukan aktris atau artis) negara. Aku menunggu melihat citra itu.

No comments:

Post a Comment