Sudah dari dulu nih anak, anakku sulung tercinta, Albert, tak bisa diam barang beberapa menit. Selalu saja ada alasan baginya untuk bergerak kesana kemari. Aduh. Aku senewen sungguh dalam minggu ini. Dia sedang ulangan mid semester, tapi buku hanya dipegangnya, diletakkan, dipegang lagi. Lah, kapan belajarnya, Albert?
"Ini sedang belajar, ibu."
Padahal dari tadi kudengar dia meniup-niup seruling. Lalu bentar keluar.
"Albert!"
"Iya, ibu." Hmmm, manis nian suaranya menjawab. Langsung melanjutkan,"Kasian burungnya, bu. Jadi aku taruh dulu di tempat aman." Di tangannya ada kurungan ciblek, dia pindahkan ke teras. Lalu masuk kamar lagi. Begitu aku tengok sudah tidak ada.
"Albert!"
"Hadir." Astaga. Dia malah di dalam kamar mandi, nyemprotin dindingnya dengan air hingga berbentuk huruf gambar seluruhnya.
"Hmmm, tadi kan katanya belajar di rumah karena hujan tidak perlu ke Medica."
"Iya, ibu." Wajah malaikatnya kembali terpasang. Beberapa saat kemudian aku dengar suara dapur yang meriah dengan minyak panas. Dan apa terjadi? Albert menggoreng opak.
"Enak kalau belajar sambil nyemil." Astaganaga. Tapi dari tadi belum terbaca buku itu, nak. Besok IPA dan bahasa Lampung? Aduh. Dia masih saja santai walau aku sudah senewen.
No comments:
Post a Comment