Dari awal, anak bungsuku tercinta, Bernard, adalah anak yang suka ngeyel. Dia dikandung karena ngeyel, dilahirkan dengan ngeyel, dan hidupnya selalu ngeyel. Malam ini dia dengan mata merah yang pasti sudah mengantuk nyeyel ngotot bilang kalau belum mengantuk.
"Aku belum ngantuk, ibu. Sebenarnya aku ingin mengerjakan sesuatu, tapi malas." (Asli, anakku yang satu ini bahasanya kelas tinggi. Mesti hati-hati kalau bicara dengannya. 'Mengerjakan sesuatu' itu bisa berarti pekerjaan yang super penting jika aku menelusurinya.)
Dia ngelesot di sampingku, melihatku mengetik calon novel sambil komentar-komentar cari perhatian yang intinya aku tak bisa menambah satu paragrafpun. Maka aku ajak dia makan mi rebus. Hehehe...
"Kita bikin mi saja yuk, Nard."
"Asyik, kita berdua saja ya, bu." Bapaknya sedang pergi, dan kakaknya sudah tidur.
Maka kami berdua masak lalu makan dari satu mangkok. Dia tanya tentang segala hal, salah satunya tentang pekerjaan yang paling berat di dunia.
"Apa ya? Bernard pernah lihat tukang angkut beras di pasar?" Dia menggeleng sambil menyeruput mi."Kapan-kapan lihatlah. Mereka bekerja sangat keras. Mungkin bukan yang paling keras, tapi kalau adik yang mengangkut beras itu, pasti sudah patah punggungnya."
"Ya kan aku masih kecil."
"Iya, dan semoga Bernard tidak harus begitu. Mesti menyiapkan diri supaya bisa memilih yang lain, tidak harus angkut beras yang berat. Sekolah, belajar, punya kemampuan ini itu. Bernard mau jadi apa nanti?"
"Belum tahu. Tapi tidak jadi guru ah, juga bukan tukang angkut. Nantilah aku pikir."
"Okey, jadi sekarang tidur yuk."
"Aku belum ngantuk, ibu." Padahal matanya sudah 5 watt.
"Kalau gitu temani ibu saja di kamar yuk."
"Okey." Dia berbaring di sebelahku. Aku pura-pura tidur menyapa parau. "Goodnite, Bernard."
"Goodnite, ibu. Have a nice dream."
"Hmmm..."
Aih, sedetik kemudian dia miring ke kiri dan tidak ada lagi suara hingga pelan-pelan nafasnya teratur, tenang, terlelap. Ah, Bernard. Buatlah dirimu punya pilihan. Dan pilihlah yang membuatmu bahagia. Tetap ngeyel juga tak apa.
No comments:
Post a Comment