Friday, January 25, 2013

Teluk Kiluan

Salah satu sudut Kiluan yang membuat jatuh hati.
Nama Teluk Kiluan sudah sangat menggelitik dari beberapa tahun lalu. Namun kesempatan untuk datang ke sana baru kesampaian sekarang. Ini pun berkat seorang katalisator dari jauh barat sana, Bernadetta Tarigan, yang berkunjung ke Lampung selama 3 hari kemarin. Dan aku masih menyimpan sisa beberapa lembar dollar dan ringgit di dompet sehingga ah... aman... Hehehe.
Secara umum sudah ngerti lokasi dan cara ke sana. Nah tinggal rencana praktisnya saja. Kontak Pak David (085357395993) untuk sewa mobil plus sopir untuk 2 hari (per hari Rp. 400.000,- plus sopir, belum termasuk bensin), lalu kontak Pak Solihin (081369997831) sewa ketinting (jukung/sampan) untuk lihat lumba-lumba pada Kamis, 24 Januari 2013 dan untuk sewa cottage yang dua kamar untuk Rabu malam. (Rp. 250.000,- / ketinting untuk 3 orang, sedang cottage bisa pilih ada harga Rp. 350.000,- - Rp. 650.000,-). Setelah dua bapak ini ok, sudah, tinggal menunggu hari H.
Gapura selamat datang.
Teluk Kiluan berada sekitar 90-an km dari rumah kami di Hajimena, tapi mesti ditempuh sekitar 3 jam karena sebagian kecil jalan rusak, pakai parah. Lebih baik memang memilih mobil yang tinggi jenis off road, tapi kalau tidak ada pun jenis mobil keluarga bisa masuk. Meski cukup lama, tidak perlu cemas. Jalan Hajimena - Tanjungkarang - Teluk Betung - Hanura - Padangcermin - Bawang - Teluk Kiluan menawarkan pemandangan yang super duper indah. Perpaduan hijau, ladang, sawah, gunung, perkampungan, pantai, laut, dan jalan yang bervariari antara standar hingga jelek. Hehehe... Maka kalau capek duduk di mobil, ayo turunlah, ambil doping dengan nongkrong beli duren (kalau pas musim), foto dengan beragam setting, atau sekedar duduk pura-pura galau sambil melihat pemandangan alam dan manusia. Asli, indah.
Nah, mendekati Teluk Kiluan (Kabupaten Tanggamus) kita akan melihat gapura selamat datang dan karena sudah janji dengan Pak Solihin, si bapak sudah mengirim anaknya untuk menjemput supaya tidak kesasar. Dengan cara itulah kami dapat sampai di cottage yang sudah dipesan. Cukup besar, bentuk rumah panggung kayu dengan atap daun kelapa, 2 kamar dan 1 kamar mandi. Cukup sederhana, tapi menghadap ke laut! Ini kemewahan bagi hidup keseharian yang jauh dari pantai.
Sore itu tidak ada agenda apa-apa selain mencicip pasir dan ombak. Makan malam bisa pesan ke anaknya Pak Solihin yang kebetulan sudah memasak untuk Muludan. Seporsi terserah mau ambil berapa banyak langsung dari dapurnya seharga Rp. 17.500,- Juga bisa pesan teh atau kopi atau mi instan. Pak Solihin memberi pelayanan ramah menyenangkan,"Jika butuh sesuatu, ibu datang saja." Demikian dikatakan di depan rumahnya, sekitar 50-an m dari cottage.
Rumahnya persis di pinggir pantai, dan menjadi tempat nongkrong yang lumayan enak karena menyediakan beberapa bangku di dekat dermaga. Selain itu, dekat jendela kamarnya itulah yang ada sinyal telepon. Di tempat lain kagak ada, juga di cottage atau sekitar pantai. Listrik juga masih benda langka. Lampu akan menyala menjelang malam dan mati saat pagi dari sumber genset.
Ketinting di tengah laut, minus lumba-lumba.
Janji pun dibuat untuk pagi harinya. 05.30 rencananya sudah mulai melaut tapi mundur beberapa menit. 2 ketinting membawa kami berenam plus pengemudi ketinting di ujung-ujung belakang perahu kecil pipih yang bisa membelah ombak tinggi itu. Ini yang paling mengasyikkan. 3 jam berkeliling samudera dengan ombak-ombak yang seperti hmmm, kadang-kadang mengerikan juga tapi aku lebih memilih untuk asyik menikmati. Sayang, entah mengapa bahkan sudah berputar-putar lebih dari 3 jam, tidak juga mau muncul para dolphin itu. Hanya melihat burung-burung di kejauhan. (Harga sewa ketinting dikurangi 50 ribu karena kekecewaan tidak ketemu lumba-lumba) Tapi bagiku sendiri hal itu tidak terlalu mengecewakan. Kiluan menawarkan pemandangan yang asyik indah. Di atas maupun di bawah air. Nadet dan Albert sempat beberapa menit menceburkan diri ke airnya yang jernih.
Soal lumba-lumba, nantilah suatu saat pasti ke sana lagi. Ini tempat yang bisa beberapa kali dikunjungi. Aku yakin para dolphin itu punya alasan alami mengapa tidak muncul di permukaan dekat perahu-perahu kami. Tapi mereka pasti masih aman hidup di Teluk Kiluan dengan perhatian dari banyak orang terhadap teluk indah ini. Ohya, di sekitar teluk juga ada teluk-teluk lain dan pulau-pulau yang disinggahi. Jadi masih banyak alasan untuk datang di sini di luar ketemu lumba-lumba.
(Foto-foto lain menyusul.)

No comments:

Post a Comment