Wednesday, January 09, 2013

Akhir tahun 6 : Ke luar negeri harus berduit tebal? Tidak!

Jalan kaki dan transportasi publik, wajib.
(Kisah sebelumnya.)

Banyak orang yang heran melihat kami bisa berempat pergi ke KL dan Hatyai. Luar negeri. Pasti butuh duit banyak. Memang Yuli sekeluarga punya duit? Jika sebelum ini aku pernah mampir Malaysia dua kali atau ke Thailand atau Taiwan atau Kamboja tanpa uang sedikitpun, setiap orang percaya. Toh ada yang mau ngganti seluruh ongkosku. Tapi sekeluarga? Ke luar negeri? Uang pribadi?
Hehehe, aku ketawa setiap ada komentar orang tentang hal ini. Nah ya kami memang tidak punya uang lebih. Bahkan aku guyonan sama Den Hendro soal ini setiap ngiler lihat durian yang sedang mulai musim di Lampung. "Ke KL bisa, beli duren kagak bisa." Ledek Den Hendro. Aku bilang,"Justru karena ke KL itulah sekarang kita tidak bisa beli duren. Kagak apa-apa." Hehehe... Dampaknya luar biasa kok perjalanan ini bagi kami, terlebih pada relasi kami berdua dan atau berempat. (Dan lagi, jelas jadi ketagihan buat rencana lagi negara lain. Yuk, mulai nabung.)
Makan nasi bungkus, di KLIA sekalipun.
Tapi bahwa perjalanan ke KL dan Hatyai butuh uang, jelas butuh. Ini sudah kujelaskan beberapa kali dalam persiapan liburan di blog ini. Rajin browsing dan nyicil. Tak perlu kuulang. Namun sebenarnya berapa sih yang dikeluarkan untuk 4 orang selama 9 hari itu seluruh totalnya?
Sekitar 8 juta rupiah, atau Rp. 2 juta per kepala! (Ini budget yang hampir sama kalau kami pulang kampung ke Jawa Timur.) Gak percaya? Mesti percaya dunk. Kan ini sudah kami lakukan. Hitung saja secara kasar. Tiket pesawat per kepala Jakarta - KL PP Rp. 760.000,- (Tiket Lion dan Tiger promo tanpa bagasi). Pesawat Lampung - Jakarta Rp. 300.000,- Airport tax Lampung Rp. 15.000,- Airport tax internasional Jakarta Rp. 150.000,- Makan di KL (di luar warung Mbak Tarti yang gratis) 3 X Rp. 25.000,- = Rp. 75.000,- Transport lokal KL (train dan bis rapid, tanpa taksi) Rp. 50.000,-an. Bis antar negara KL - Hatyai PP : 90 RM (Rp. 285.000,-) Hotel 2 malam di Hatyai (per orang) jatuhnya : Rp. 110.000,- Transport lokal Hatyai : Rp. 100.000,- Makan pagi (7 Eleven), siang (nasi pulut), malam (nasi briyani) selama 2 hari kira-kira : Rp. 75.000,-, plus camilan-camilan. (Thailand harga lebih murah. Asli.) Nah, total semuanya Rp. 1.920.000,- Yang belum dihitung naik bis ngeteng dari Bandara Sukarno Hatta ke Lampung, sekitar Rp. 100.000,- dan jajanan selama perjalanan.
Pesan tiket promo tanpa bagasi, murah.
Nah, 2 juta rupiah saja sudah sampai di dua negara selama 9 hari (23 Desember pagi berangkat, sampai di Lampung 1 Januari sore). Oleh-oleh tidak wajib. Yang kami lakukan kemarin oleh-oleh (gantungan kunci, kaos dan sovenir) dibeli dari hasil kotak keinginan yang kami tabung masing-masing selama tahun 2012. Sedang passport ya sudah diurus duluan jauh-jauh hari, tidak masuk dalam hitungan. Dan tentu saja keluarga Mbak Tarti dan Mbak Unyek yang bisa ditumpangi selama di KL dan Selangor termasuk yang membuat irit. Tapi andai mengurangi hari, aku kira bisa dapat penginapan murah di seputaran KL atau Selangor tanpa menambah dana.
Berbagi beban, tetap gembira.
Nah, jadi masih ragu menjajal sesuatu yang kelihatannya mustahil? Kami tidak. Tahun lalu mimpi itu bisa jadi nyata. Bahkan cop passport sudah bertambah 8. Jadi kenapa tidak jika sekarang kami ingin menancapkan mimpi keliling dunia? Atau, kenapa juga dengan mimpi-mimpi lain? Yuk, kita merancang perjalanan berikutnya. Indonesia, luar Indonesia, mana saja. Pointnya seperti di foto-foto ini : Satu, yang utama adalah jalan kaki dan alat transportasi publik. Dua, tidak malu makan nasi bungkus, bahkan di bandara internasional pun. Ketiga, pesan tiket promo tanpa bagasi (ini juga untuk menahan diri tidak bawa barang bawaan yang banyak n gak perlu.) Dan keempat, berbagi beban. Semua bawa backpack, dan selalu bawa doping alami : tertawa. Yakinlah, teman. Perjalanan ini bukan untuk cinta diri, tapi untuk cinta semesta. Mari cecap kesempatan kehidupan. (Selesai)

2 comments: