Sunday, January 06, 2013

Akhir tahun 3 : Menikmati Hatyai

(Kisah sebelumnya.)

Perjalanan KL - Hatyai ditempuh sekitar 9 jam. Pagi-pagi, 26 Desember kami sudah sampai di kota kecil yang ramai dengan hiruk pikuk turis ini. Kota ini dekat dengan perbatasan Malaysia, dan biasanya dipakai untuk transit pelancong yang akan lanjut ke Phuket, Pataya atau Bangkok. Agen bis Alisan yang kami gunakan berada di central Hatyai, sangat memudahkan akses ke mana pun. Dan sebenare gak perlu ke mana-mana karena semua sudah ada di situ, mau apa saja bisa tersedia. Tempat nukar uang, pasar, warung, beli sovenir atau jajanan, dan hotel.
Di simpang jalan, sesudah sarapan hari 1 di Hatyai.
Alisan bisa juga dimintai bantuan untuk mendapat voucher hotel. Mereka rekomendasikan Indra Hotel, berjarak 1 blok saja dari Alisan. Hmmm, rekomendasi yang sedikit ngawur. Tuh hotel bikin kami berempat shock saat masuk di lobinya.
Awalnya sih biasa saja. Cukup murah untuk yang mereka bilang big room, untuk 4 orang. Lobinya bagus, tapi terlihat di awal bahwa itu hotel tua. Nah, karena kami minta early check in, gak mau nunggu hingga siang karena pinggang minta segera diluruskan, kejadian luar biasa itulah yang muncul. Pertama, penjaga malam entah bilang apa sambil teriak pada sepasang turis sebelum kami, dan mereka pun keluar hotel dengan ketegangan. Lalu bilang sesuatu ke Den Hendro yang gak mudeng juga, mengabaikan dan melayani orang lain dengan ramah. Nah lo. Kemudian kami berdua maju, sodorkan ulang voucher yang sudah kami dapat dari Alisan, eh, dia jadi lebih ramah, mempersilakan kunci kamar, menambah keterangan dengan bahasa Thai yang kagak ngarti deh.
Indra hotel, lumayan.
Masuk kamar, shock yang kedua terjadi. Ya ampun, ini kamar belum siap. Masih berserakan kotor. Untungnya energiku hanya ingin mandi dan tidur, jadi dengan mengabaikan protes terpendam lain-lain, aku mandi berbaring sebentar, baru berpikir harus bagaimana nih. Jelas kamar harus dibereskan sebelum kami bisa istirahat. Maka usai mandi, aku turun sebentar. Resepsionis, perempuan Thai yang cantik sudah ada di sana, sabar mendengarkan protesku dan berjanji akan mengirim orang untuk membereskan itu.
Mampir nge-net. 15 bath/jam.
Untunglah. Kami tinggalkan kamar untuk mencari sarapan di Kedai Rocky (makanan Muslim Melayu), sempetin mampir ke kedai internet untuk update status dan saat kembali ke hotel, kamar sudah lebih beradap. Bersih, rapi, lengkap dengan fasilitas yang seharusnya macam air minum, sabun, shampo dll. Jadi, siang pertama kami di Hatyai adalah tidur pulas berjam-jam. Hingga sore.
Saat keluar sore, aku dan Den Hendro sepakat untuk kembali ke Alisan untuk mencari semacam tur satu hari untuk besok. Rasanya kami gak punya ide khususnya gak punya energi untuk mikir, tawar-menawar tuk-tuk atau apapun. Alisan punya mitra-mitra sopir yang bisa menyediakan one day tour ke sekitar Hatyai dan Songkla.
Nasi briyani di pojok Kim Yong Market. 30 Bath/porsi + ayam/puyuh.
Usai ada kesepakatan dengan sopir dan janji untuk dijemput di hotel keesokan harinya, kami menjelajah Hatyai sore hingga malam. Kim Yong Market salah satu tempat yang cukup terkenal, lalu seputaran central Hatyai. Semakin malam semakin ramai semakin berisik. Makan nasi briyani di pojok Kim Yong Market sebagai makan malam. Sebelumnya sempat mampir ke apotik untuk cari obat batuk. Tenggorokanku rasanya sangat tersiksa dengan batuk yang tiba-tiba mampir.(Bersambung)

2 comments:

  1. nama travel untuk ONE DAY YOUR nya apa mba ? , berapa bath ?

    ReplyDelete
  2. Nashiir, kami waktu itu memakai sopir dan mobil yang direkomendasikan oleh Alisan. Mereka bukan orang Alisan, tapi mitranya. Untuk satu hari dari pagi sampai sore 1500 bath (waktu itu nilai tukar bath 320 rupiah, jadi 480 ribu), memakai mobil sedan untuk 4 orang (mungkin kita bisa minta mobil yang agak besar dikit untuk rombongan yang lebih besar), sudah termasuk bahan bakar dan sopir. Kita bisa diantar kemanapun kita mau. Biasanya mereka akan merekomendasikan tempat-tempat mana saja yang bisa dikunjungi sepanjang Hatyai - Songkla. Lebih baik kita browsing dulu sebelum pergi sehingga kita pergi sesuai keinginan kita, bukan keinginan sang sopir.

    ReplyDelete