(
Kisah sebelumnya.)
Apa yang paling enak dalam hidup ini? Makan, tidur dan pantai. Hehehe... Itu yang berusaha aku cicip dalam perjalanan manapun terlebih perjalanan 9 hari liburan akhir tahun 2012 ini bersama para tersayang. Tidak seoptimal yang biasanya karena diserang batuk, dan bokek. Tapi tetap saja ketiganya bisa didapat.
|
Cari sarapan di pinggir jalan, dekat hotel. 25 bath/porsi nasi. |
Soal
makan, tidak banyak yang berbeda di KL maupun Hatyai. Rempah-rempah Asia sangatlah kaya sehingga cita rasa makanan begitu kental harum dan lezat dengan paduan aneka. Masakan Melayu sangat mirip dengan Indonesia. Dan sejujurnya, justru yang lebih banyak bisa disantap waktu di KL malah makanan Indonesia karena bisa diraup gratis dari warung Mbak Tarti. Warung ini memang spesial. Berada di tengah para tenaga kerja dari Indonesia khususnya Jawa dan Sumatera. Ramai dari pagi sampai malam. Sepertinya tidak besar tapi, beberapa orang yang bekerja di warung ini tak pernah usai bergerak. Meracik, memasak, menyajikan. Aku tak bisa mengikuti ritmenya, jadi cuma bagian mencicip-cicip doang. Hehehe... (Moga aku sempat menulis khusus tentang warung ini dan segala kisahnya. Nanti.)
|
Set meal from north India di Amutha Restoran. |
Atau pilihan makanan lain adalah masakan India yang full kari gurih. Sekali dicicip di restoran India, rasanya cukup masuk di selera. Roti cane dan beberapa kuah kental cukup mengenyangkan dan eksotis. Apalagi ada beberapa jenis yang spicy dengan beberapa sayuran di dalamnya.
|
Kerang bakar di Remis Beach. |
Thailand agak menyusahkan bagi orang muslim karena banyak makanan dari pork. Kalau mau cari yang halal mesti hati-hati. Kalau sedikit mau repot, cari kedai muslim ada beberapa di sekitaran Hatyai. Model-model masakan China sangat lazim. Tapi yang menarik justru nasi briyani. Pagi-pagi terakhir sebelum balik KL, kami cari sarapan di 7 Eleven seperti sebelumnya. Roti, susu dan rice burger yang dihangatkan dulu di mikrowave. (7 Eleven menjadi salah satu tempat beli serba ada untuk para backpacker. Mereka menyediakan air panas dan dingin secara gratis, sehingga kalau perlu nyeduh mi atau minuman tinggal minta saja. Dan lagi mereka menyediakan mikrowave untuk makanan-makanan beku yang mereka jual). Tambahan nasi bungkus pinggir jalan plus beberapa jajanan menarik untuk dicoba. Ditambah kelongkong (kelengkeng) untuk buahnya. Nah, ya Thailand adalah surga buah. Mudah sekali menemukan buah-buah tropis di sini dalam bentuk segar maupun olahan.
|
Remis Beach |
Soal
tidur, untungnya kami empat anak beranak gak pernah rewel soal ini. Di bis, di hotel, di kursi, pun jadilah. Biasa tidur di tenda, jadi nyaman saja mau tidur di manapun. Hehehe... Namun perjalanan balik ke KL dari Hatyai tidak bisa dilewatkan dengan tidur. Sayang. Waktu berangkat kan kami sudah tidur pulas karena malam hari. Nah, kali ini perjalanan siang hari adalah kesempatan untuk melihat pemandangan. Jalan yang halus sebenarnya sedikit membosankan. Pemandangan pun terlalu rapi. Hehehe. (Sangat beda dengan kesemrawutan dan kerusakan di jalan-jalan Indonesia.) Namun di beberapa tempat setelah masuk Malaysia kami dapat melihat hijau perbukitan yang indah walau diterpa hujan. Asyik juga.
Nah, terakhir di
pantai. Di Thailand ketemu Samila Beach dengan Putri Duyungnya, di Malaysia salah satu pantai yang bisa didatangi adalah Remis Beach di Klang, Selangor. Tempatnya sih tidak lebih bagus dari Papuma (Jember) atau Mutun (Lampung) atau Kukup (Jateng) atau Balekambang (Malang) atau Teluk Ambon atau Anyer atau lainnya di Indonesia tapi cukup menyenangkan nongkrong di situ beberapa saat sambil menikmati kerang bakar dengan bumbu pedas. Ini menjadi bagian dari liburan yang tidak bisa dilewatkan. Letaknya di bagian barat Kualalumpur. Waktu kami datang, pantai sedang surut. Bukannya pasir putih saja yang menghampar tapi lumpur-lumpur putih. Jadi rasanya tidak terlalu menyenangkan untuk masuk ke air. Bahkan membuka sepatu pun malas. (
Bersambung)
No comments:
Post a Comment