Saturday, January 19, 2013

Bubur Ayam

Menu makan komplet. Sedap, mantap untuk Sabtu sibuk ini.
Salah satu makanan yang aku suka adalah bubur ayam. Di saat-saat tertentu sedang tidak berselera makan, aku akan melirik menu satu ini. Mungkin karena teksturnya yang lembut sehingga saat menyantapnya tidak perlu usaha khusus. Disendok, masukkan mulut, mereka akan tergelincir begitu saja masuk perut. Hehehe...
Biasanya aku akan minta tanpa kacang kedelei goreng yang biasanya ditaburkan karena ini akan memaksa gigi mengunyah ekstra. Juga menolak diberi telur rebus karena akan merusak rasa gurih buburnya. Yang lain-lain tidak apa-apa disertakan. Selain bubur nasi, ada taburan bawang goreng, suwir ayam, irisan cakwe, daun bawan dan selederi plus sambel. Foto di atas adalah gambar bubur ayam sebelah kolam renang stadion Pahoman, Bandarlampung. Lokasi paling dekat dengan kantor. Harganya Rp. 8.000 per porsi. Rasa bisa direkomendasikan. Sempurna untuk kesempatan lapar pagi atau siang hari. Si bapak penjualnya biasanya nongkrong di deretan pinggir jalan samping kolam renang bersama pejual lontong sayur, dan batagor mulai dari pagi hingga siang. Pas.
Aku belum pernah membuat bubur ayam tapi gambarannya seperti ini cara mengolahnya. Masak beras, daun salam, sedikit garam dan air secukupnya, sambil terus diaduk hingga matang dan mengental. Apinya jangan terlalu besar biar gak gosong dan matanyanya pun bisa merata. Rebus daging ayam bersama air, bumbu halus (Bawang merah, Bawang putih, kunyit, ketumbar, kemiri, merica, pala, gula pasir, Garam dan kecap) hingga matang. Angkat daging ayamnya dan saring air kaldunya. Goreng daging ayam hingga kecokelatan, tiriskan dan setelah dingin suwir-suwir dagingnya. Lengkapi taburannya. Kerupuk goreng, bawang goreng, cakwe diiris, daun selederi dan bawang diiris, dan kalau suka kacang kedelei goreng, ati ampela goreng dan telur rebus. Untuk sambel buat sambel rebus saja. Cabai rawit direbus lalu diuleg dengan sedikit garam, kalau sudah halus diberi sedikit kuah saat panas-panas.
Nah, udah deh. Jika semua sudah siap tinggal sajikan. Sendok bubur nasi ke mangkok, beri kuahnya lalu taburi dengan semua bahan tabur. Beri tambah kecap manis dan sambal, lalu sertakan kerupuknya. Hmmm, mantap. Mungkin aku akan memasaknya suatu ketika nanti. Tidak dalam waktu dekat. Den Hendro dan anak-anak tidak terlalu suka makan bubur ayam, jadi males membuatnya hanya untuk diri sendiri. Karena yang makan hanya aku ya lebih baik ke sebelah kolam renang pahoman dan ...nyam nyam nyam... sedap....


(Ini tulisan iseng di sela-sela mengejar deadline Nuntius. Terlalu banyak ingin menggoda diri demi menghindar dari tugas ini. Huftt... Semangat, Yuli!)

2 comments:

  1. lagi rajin ya, bu? atau sedang sedikit melarikan diri? hehe..

    kalo ke kwi, jangan lupa mampir bubur cikini. bukan yg di dkt stasiun cikini, tp ya yg di sekitar tan ek tjoan. bukanya sore. ada tambahan chees stick yg renyah. aku ga begitu suka bubur ayam. tp yg ini recomended :)

    ReplyDelete
  2. Hehehe... Wis mblokek dengan majalah. Melarikan diri ke bubur ayam. Wah, aku akan coba bubur Cikini. Tks. Wei, lama nian blogmu gak diupdate. Tulis lagi dung. Kan dikau punya cerita buanyak dari akhir tahun sampai tahun ini.

    ReplyDelete