Sudah beberapa masa yang lalu aku mulai menulis tentang discernment. Tiap hari aku ulak-alik, aku geluti dengan merenungkan ke dalam, maupun mencari keluar. Keluar masuk web, menjumpai beberapa orang, membaca buku, dan sebagainya. Aku sudah mendapat beberapa pointnya, tapi aku belum puas. Maka rumusan yang sudah kubuat belum aku siap juga untuk dipublish.
Salah satu arti kata discernment adalah the mental ability to understand and discriminate between relations. Di kalangan para rohaniwan, kata ini sangat familier dikaitkan dengan pembedaan roh, pembedaan spirit. Membedakan roh yang mendorong seseorang, apakah roh ilahi atau roh lain, roh baik atau roh jahat. Ini soal dalam diri manusia, yang kemudian menentukan seseorang memutuskan untuk bertindak sesuatu. Tentu aku yang bukan rohaniwan boleh saja berpikir lebih luas tentang pembedaan spirit ini. Sejak tahun 2000-an secara tak sengaja melalui Hotniati Simamora (sekarang Sr. Erika) aku mengenal istilah pemurnian motivasi. Aku memakai kata ini untuk meneliti diri : Sungguhkah motivasiku sudah murni? Atau adakah sesuatu yang tersembunyi dalam tindak dan pikirku? Tiga hal yang aku pernah tulis yaitu seks, uang dan kekuasaan, adalah motivasi dasar yang paling penting untuk diperhitungkan.
Tapi aku sedang berpikir juga, apakah mungkin istilah ini dipakai untuk sesuatu yang lebih 'keluar'. Jadi bukan hanya soal kemampuan untuk menilai spirit pribadi, namun juga untuk melihat roh-roh lain yang ada di sekitar manusia. Kebetulan sekali sekarang menjelang 2 Nopember, yang seringkali dipakai untuk berdoa bagi para arwah. Apakah teori discernment juga dapat digunakan untuk membedakan roh-roh yang berada di sekitar manusia, apakah mereka arwah ataukah bala Lucifer? Apakah mereka termasuk yang perlu bantuan kita atau termasuk yang perlu dihindari? Perlu dibantu karena mereka adalah jiwa-jiwa perindu damai abadi serba gelisah gentayangan. Mungkin sebagian di antara mereka sudah putus asa menutup diri. Sedang yang perlu dihindari, karena mereka datang untuk memanipulasi otak manusia, memasang teori-teori dalam otak untuk membenarkan kejahatan. Untuk membawa manusia pada kejahatan, secara pelan-pelan, sehingga manusia mengamininya, seolah-olah kebenaran.
Sementara aku pakai istilah sederhanaku saja : pemurnian motivasi. Ini lebih mudah ukurannya secara personal ke dalam (Ih, mudah apanya. Sebanyak ini ubanku juga masih bergelut dengan hal itu.). Istilah discernment aku simpan dulu. Pertanyaanku terlalu banyak untuk istilah ini, maka pekerjaan rumahku tak sudah selesai juga. Masih tersimpan dalam folder draft, entah sampai kapan bisa tuntas walau setiap hari aku ulik. Terlalu banyak banyak yang mesti kucari, kugali, juga terkait dengan beberapa peristiwa yang aku alami akhir-akhir ini. Mungkin sengaja peristiwa-peristiwa itu diberlakukan padaku dalam rangka pendalaman tentang hal ini. Ah, terlalu berat. Ampun. Jika PRku sudah seberat ini, bagaimana ujianku nanti? Yang Maha Ilahi, kasihanilah aku.
No comments:
Post a Comment