Indera maya |
Kebiasaan punya nama ini berlanjut ketika kemudian aku punya alamat berikutnya setelah yang pertama itu mati, yaitu yulinugrahani@hotmail, lalu @telkom.net. Keduanya mati karena lama gak diakses. Aku mesti cari warung internet (warnet) yang masih jarang-jarang di tahun itu (1998 - 2004-an), di beberapa kota (Malang, Kediri, Natar, Bandarlampung).
Kemudian wabah internet semakin kencang. Alamat berikutnya yang aku pakai adalah yulinugrahani@yahoo.com dan yulinugrahani@gmail.com bertahan hingga sekarang. Aku bisa mengaksesnya dengan mudah di kantor, rumah, warnet atau di mana saja. Nama yang sama kemudian aku pakai untuk membuat beberapa hal lain yang terkait dunia maya, yaitu blog (yulinugrahani.blogspot.com) yang ini, lalu blog lain yang baru saja aku buat untuk belajar menulis dalam bahasa Inggris (houseofyulinugrahani.blogspot.com). Kesukaan memakai blog juga aku sebarkan ke siapa saja. Ada yang kemudian terpikat, seperti suamiku sendiri dengan blog pribadinya ini.
Nama Yuli Nugrahani juga aku pakai nama facebook (fb). Khusus fb awalnya aku tidak mau membuat, tapi kemudian setelah dibantu Robertus Bejo, my best brother (sometime my best opponent), aku mulai menggunakannya seturut keinginanku. Sekarang malah sedang aku giatkan karena gak bisa membendung teknologi yang akan dipakai anak-anakku, minimal aku bisa mengikuti Albert saat ia berselancar di fb atau dunia maya. Jadi aku add teman-teman fbnya menjadi temanku juga. Offcourse untuk usia ini, Albert tidak boleh menggunakan internet tanpa aku atau bapaknya di sampingnya.
Perkembangan keaktifan melesat dengan bantuan alat-alat digital, seperti alat perekam, kamera, HP, notebook dll. Jika dulu mau motret ada urusan dengan roll film, cuci dan cetak, kini tak perlu lagi. Hanya butuh kabel-kabel yang masih juga kuherani kok bisa ya mengantarkan gambar serupa nyata ke media-media lain. Logikaku tak bisa mengikuti.
Nah, tentu aku masih akan tetap gagap jika menghadapi dunia komunikasi digital dan maya macam ini. Ada jenis-jenis lain yang walau cukup familier toh masih asing. Macam BB, twitter, unggah foto atau video, ... ah, bahkan menyebutnya pun kagak tahu. Setahuku aku tidak membutuhkannya, tapi aku sedang berpikir, anak-anakku tak kan mungkin kubendung larang untuk menggunakan itu semua.
Jadi mestinya aku membuka pikirku untuk itu. Tak untuk kecanduan menggunakannya, tapi untuk mengenalinya. Dan walau pasti akan terengah-engah aku masih bisa berjalan di belakang anak-anakku yang akan melesat karena segala perkembangan digital dan dunia maya itu.
Woalah, padahal aku sejujurnya lebih suka memakai langsung bibirku untuk bicara, telingaku untuk mendengar, kakiku untuk menghampiri, mata untuk melihat... Bahkan juga untuk menyentuhmu sekalian yang jauh di manapun secara langsung. Andai hal-hal seperti itu bisa kulakukan sekejab manual nyata, tanpa digital dan maya. Ah...
No comments:
Post a Comment