Friday, October 05, 2012

Antologi Cerpen : Kawin Massal

Judul buku : Kawin Massal
Terbitan     : Dewan Kesenian Lampung
Cetakan    : Pertama, Januari 2012
Isi             : 103 halaman
Penulis      : F. Moses, Muhammad Amin, Ika Nurliana, S.W. Teofani, Yuli Nugrahani, Yulizar Fadli
Penyunting : Arman AZ, Ari Pahala Hutabarat
Desain sampul dan isi : Rudiansyah

"Lampung sudah kadung dicap sebagai "Negeri Penyair" sebab karya para penyairnya tergolong berkualitas. Sehingga anggapan daerah ini cukup tandus untuk prosa seperti tidak ditolak. Namun melalui antologi cerpen "Kawin Massal" yang menghimpun 6 cerpenis Lampung ini, dapat menabalkan bawa prosa juga tumbuh subur di Lampung." Isbedy Stiawan ZS, sastrawan, Ketua I Bidang Sastra dan Teater Dewan Kesenian Lampung.



Ya, ini hanya satu dari sekian buku yang pernah diterbitkan oleh Dewan Kesenian Lampung (DKL). Beberapa terbitan yang lain sebut saja : kumpulan puisi Agit Yogi Subandi berjudul Sebait Pantun Bujang, kumpulan puisi milik Lupita Lukman berjudul Mimpi Basah, kumpulan puisi Arya Winanda berjudul Desis Ular, kumpulan cerpen Alexander GB yang berjudul Cerita-cerita dari Rumah no 9, atau sebuah tips menulis dari Ari Pahala Hutabarat yang berjudul Menanam Benih Kata. Antologi cerpen Kawin Massal hanya salah satunya saja.
Tentu karena aku ikut menulis di dalam buku itu bukan berarti aku kehilangan hak untuk meresensinya atau sekedar menceritakannya. Justru karena aku ikut menyumbangkan dua judul cerita pendek (cerpen) dalam Kawin Massal, dan aku lihat tidak ada promosi apapun dilakukan untuk buku ini (Coba cari di internet apakah buku ini sudah terjamah oleh Google atau Yahoo? Aku tidak menemukannya.), maka aku kemudian ingin menulis tentangnya. Setelah 10 bulan dari saat terbitnya! Sangat-sangat usang.
Isbedy, sastrawan 'paus' penyair Lampung sudah menilai buku dengan cara seperti di atas itu. Itu aku kutip dari sampul belakang buku ini. Apakah kemudian penilaian ini disetujui oleh kalayak ramai, khususnya kalayak sastrawan Lampung? Aku sangat berharap apa yang dikatakan bahwa 'prosa juga tumbuh subur di Lampung' sebagai suatu nyata. 
Menilainya berdasar buku ini saja tentu belum cukup. Ada 6 cerpenis yang diajak dalam buku ini. Masing-masing cerpenis menyumbangkan dua judul cerpen sehingga termaktub 12 cerpen 'saja' dalam buku ini. Karena ditulis oleh banyak orang, maka buku ini pun menyodorkan 'kepala' yang beragam juga. Berbagai persoalan masuk terpapar lewat cerpen-cerpen itu. Isu sosial, lokal, cinta, perempuan dan sebagainya mewarnai setiap cerita.
Kawin Massal sendiri diambil dari judul cerpenku yang berkisah tentang pasangan Minto dan Las. Sepasang laki-laki perempuan marjinal yang rindu ikut kawin massal, namun toh belum bisa ikut karena ganjalan kemarjinalannya. Untuk mendapatkan selembar pengesahan atas 'hidup serumah' mereka berdua, lewat kawin massal pun masih serupa mimpi. 
Pun kalau kemudian Kawin Massal bukan lagi hanya judul cerpen tapi judul buku antologi cerpen, aku melihat 'kawin massal' masih menjadi mimpi bagi DKL dan para cerpenis. Antologi cerpen ini adalah bagian dari langkah perwujudannya. Dan nanti, suatu ketika, kawin massal, benar-benar kawin dan benar-benar massal pasti dapat dilakukan oleh DKL untuk 'pengesahan' bagi para cerpenis Lampung. Pasti begitu! Mestinya begitu.

5 comments:

  1. tetap menulis Yuulllll.....

    ReplyDelete
  2. Ya, mo. Terimakasih. Setiap saat aku sudah mendapat bahan untuk ditulis dan disebarkan. Gak fair kalau hanya didiamkan di otak yang bisa hilang. Cuma, sesekali boleh malas juga kan. hehehe...

    ReplyDelete
  3. siang ini bincang buku di lampost bareng mba Yuli, :-0

    ReplyDelete
  4. siang ini bincang buku kawin massal di Lampost bareng mba Yuli :-)

    ReplyDelete