Tiba-tiba aku sudah kembali nonton Shah Rukh Khan, setelah sekian lama tak muncul di tv Indonesia. Yang ini adalah Kal Ho Naa Hoo. Di awal aku setengah lupa, ini film yang mana ya. Tapi kemudian aku ingat, ooo, yang itu. Jelas pernah nonton. Alhasil aku menonton sampai menangis. Iya, ini patokannya.
"Udah malam, cepat tidur." Jam sudah lewat 00.00. Den Hendro yang sudah tak tahan menemani, beralih ke kamar setelah mendengar jawabanku.
"Tunggu, sampai nangis dong. Nonton Shah Rukh Khan harus sampai menangis, bukan sampai jam berapa." Hehehe, sambil terbengong, lalu beranjak. Dan aku sendiri dengan Shah Rukh Khan-ku, eh, dengan Kal Ho Naa Ho.
Judul ini kalau aku yang mengartikan ke Indonesia jadi : apa yang terjadi nanti, tidak ada yang tahu. Shah Rukh Khan bermain sebagai Aman, bersama dengan Preity Zinta sebagai Naina, dan Saif Ali Khan sebagai Rohit. Kisah cinta penuh tembang, terhalang oleh keterbatasan diri Aman yang sakit jantung parah tidak mau Naina menderita andai kata sampai kematiannya, yang mungkin bisa datang sewaktu-waktu. Jadi dia berupaya keras kata cinta tidak muncul di antara keduanya. Namun kehadiran Aman pun tetap menjadi cinta bagi Naina, untuk kemudian menemukan Rohit sebagai teman hidup, dan juga membawa kegembiraan bagi keluarganya.
Yach, seperti film-film lain, Shah Rukh Khan selalu menjadi dewa. Yang sempurna melakoni peran pahlawan bagi tokoh-tokoh lain. Seperti gak ada salahnya. Asyiknya, filmnya tidak melulu soal percintaan itu sendiri walau selalu itu porsi yang utama. Ada detail-detail mengharu biru yang membuat nangis. Dalam film ini misalnya ternyata ibu Naina, Jennifer (Jaya Bachchan) bergulat hidup bersama mertuanya, yang tidak pernah menyukainya dan juga keputusannya mengangkat seorang anak, yang ternyata adalah anak dari suaminya sendiri alias bapaknya Naina dari perempuan lain. Laki-laki itu, suami Jeni, telah digambarkan mati bunuh diri, namun tetap dicintai Jeni. Situasi kebencian mertua mantu ini yang kemudian dijadikan motiv atas karakter Naina yang begitu angkuh soliter di bagian awalnya.
Lalu juga detail-detail tradisi India, soal perjodohan, yang tetap dipelihara juga walau sudah hijrah di New York. Lalu soal perjuangan menghidupkan restoran keluarga dengan mengentalkan warna Hindustan. Aahhh, I love it.
Yaa, karena aku sudah nonton film ini maka batasnya ya sampai nangis, dan aku baru bisa nangis setelah pukul 01.30, saat Aman memeluk Naina dengan mengatakan,"Aku tidak mencintaimu, aku tidak mencintaimu, ..." Berulang-ulang, sedang Naina mengatakan,"Mengapa kau begitu mencintaiku, mengapa kau begitu mencintaiku,..." Berulang-ulang. Lalu, pet! Mati-in dan tidur! Subuh aku sudah harus bangun, jadi biar saja Shah Rukh Khan melanjutkan hidupnya dalam film-film heroic romantis melankolis tragis...
No comments:
Post a Comment