Aku sedang marah. Hati yang marah sebaiknya tidak mengatakan apapun lewat media apapun, terlebih lewat media tulisan yang akan abadi setelah dibaca oleh banyak orang. Tapi aku tidak bisa menahan diri kali ini. Hanya mungkin tenang setelah melampiaskan kemarahan ini dengan cara yang sepantasnya. Lukisan perempuan sudah kehilangan satu mata, judul-judul cerpen sudah tertulis, curhat ngomel ngoceh sudah kulakukan, berteriak bersama Bon Jovi sedang kulakukan, tapi aku semakin terpuruk dalam kemarahanku.
Satu-satunya hal yang bisa kulakukan sekarang adalah memelototi monitor, menulis sedikit tentang hal ini, dan menelusuri musik dan bacaanku di dunia maya yang sekarang ini menjadi favoritku seperti gudang video musik, blognya Dhenok, tulisan Urip, tulisan para lesbian hebat, berita-berita di Yahoo.
Tapi ini tak akan lama aku lakukan. Pada saat yang tepat beberapa menit lagi, aku akan memejamkan mata di kursiku. Mematikan segala lagu. Menutup semua buku. Biar hanya nafasku yang mengalir dari semesta hingga aku bisa merosot mencium kaki energi. Merasai hakekat hamba dan merajai kemerdekaan hamba sahaja yang tak mungkin mendongak karena kemuliaan Penciptanya.
No comments:
Post a Comment