Tapi aku punya sendiri terjemahan yang cukup okey bagiku untuk dihayati saat menyanyikan lagu ini. Tanpa perlu melihat soal Yahudi, Tuhan, takdir, sejarah dan lain-lain. Ini lagu yang bisa menyuntikkan semangat untuk berjuang, menjadi burung layang-layang. Coba dengarkan!
Tuan, tuan.
Pada sebuah kereta
menuju pasar
Ada seekor anak sapi dengan mata sendu
Jauh di atasnya ada seekor burung layang-layang
Terbang cepat menembus angkasa.
Reff:
Betapa angin-angin tertawa,
Mereka tertawa dengan segenap kekuatan mereka.
Tertawa dan tertawa di sepanjang hari,
Dan setengah dari malam musim panas.
Tuan, tuan, tuan, tuan
Ada seekor anak sapi dengan mata sendu
Jauh di atasnya ada seekor burung layang-layang
Terbang cepat menembus angkasa.
Reff:
Betapa angin-angin tertawa,
Mereka tertawa dengan segenap kekuatan mereka.
Tertawa dan tertawa di sepanjang hari,
Dan setengah dari malam musim panas.
Tuan, tuan, tuan, tuan
Tuan, tuan,
tuan, jangan
Tuan, tuan,
tuan, tuan
Tuan, tuan,
tuan, jangan.
“Berhenti mengeluh!” kata petani,
Siapa menunjukmu menjadi anak sapi?
Kenapa tidak kamu punya sayap untuk terbang,
Seperti burung layang-layang yang begitu bangga dan bebas?
Ulangi Reff
Anak-anak sapi mudah diikat dan disembelih,
Tanpa pernah mengetahui alasan mengapa.
Tapi siapa pun punya harta kebebasan,
Seperti burung layang-layang yang telah belajar untuk terbang.
“Berhenti mengeluh!” kata petani,
Siapa menunjukmu menjadi anak sapi?
Kenapa tidak kamu punya sayap untuk terbang,
Seperti burung layang-layang yang begitu bangga dan bebas?
Ulangi Reff
Anak-anak sapi mudah diikat dan disembelih,
Tanpa pernah mengetahui alasan mengapa.
Tapi siapa pun punya harta kebebasan,
Seperti burung layang-layang yang telah belajar untuk terbang.
No comments:
Post a Comment